Batam – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, mendorong penggunaan elektronik (E) tiket Batam ke Tanjungpinang di pelabuhan. Usulan itu diakui sudah dibicarakan dengan Pelindo. Dan, mereka respon positif. Direncanakan, tahun 2017 mendatang setelah pelabuhan Telaga Punggur selesai dibangun, akan diterapkan, e-tiketing.Usulan dan rencana itu disampaikan Kepala BI Kepri, Gusti Raisal Eka Putra, Minggu (27/11) di Batam.
”Setelah selesai dibangun pelabuhan yang lagi direnovasi, akan digunakan seperti tiket ke Tanjungpinang. Ini sedang kita diskusikan dengan Pelindo,” kata Gusti.
Menurut Gusti, untuk sementara yang mereka dorong penggunaan e-money dengan e-ticketing, di Batam dan Tanjungpinang. Sementara untuk e-money secara umum, sudah banyak berjalan di Kepri.
”Dengan Batam kita lakukan tahun lalu untuk menggunakan pembayaran ongkos Trans Batam. Tahun ini, kita didorong dengan Pemko Tanjungpinang,” sambungnya.
Ke depan diharapkan, agar gerakan non tunai atau e-money, bisa digunakan dengan satu kartu. Karena, satu kartu bisa dimanfaatkan untuk beberapa keperluan. Seperti untuk belanja, bayar listrik, air bersih ATB, beli tiket dan lainnya. ”Jadi tidak banyak kartu. Satu kartu sekaligus untuk banyak transaksi,” harap Gusti.
Menurutnya, perkembangan transaksi dengan sistem elektronik terus meningkat di Kepri. Namun perlu ditingkatkan infrastruktur, interkoneksi antar produk perbankan. Saat ini, BP Batam sudah menggunakan sistem elektronik.
”Satu bank sudah jalan dengan e-tiketing (BRI). Tapi saya ingin dengan beberapa bank, sehingga bisa digunakan maksimal,” harapnya lagi.
Saat ditanya jumlah transaksi menggunakan e-money di Batam, Gusti mengaku belum tahu. Alasannya, data ada di Jakarta. Selain itu, berapa banyak orang Kepri yang memiliki e-money, juga tidak diketahui, karena datanya di Jakarta.
”Untuk e-money di Batam, masih diterbitkan di Jakarta. Belum ada bank yang menerbitkan sendiri di Batam. Jadi kita belum tahu data transaksi dengan e-money,” ujar Gusti.
Dinilai, secara umum di Kepri, penggunaan uang tunai masih tinggi di Kepri. Namun secara nasional, bank di Indonesia sudah mulai memiliki banyak produk non tunai.
”Kita mendorong juga ekonomi menengah kebawah, menggunakan e-money, seperti nelayan menggunakan kartu layanan terintegrasi,” sambungnya. Layanan itu diluncurkan beberapa waktu lalu, bekerjasama dengan Pemko Batam. ”Kita mendorong transaksi non tunai. Sehingga saat melaut, mereka tak perlu membawa uang tunai. Mereka bisa gunakan e-money. Ada kartunnya,” ungkap Gusti.
Selain itu, untuk tahun depan direncanakan pemerintah pusat, bantuan untuk masyarakat, semua sudah menggunakan e-money.
”Di pemerintahan Jokowi, sudah akan diwajibkan. Mungkin 2017, bantuan sudah non tunai. Jadi nanti pakai uang eletronik. Termasuk bantuan-bantuan pemerintah, seperti beras nanti dalam bentuk elektronik,” imbuh Gusti. Dengan diterapkan e-ticketing, pelayan pasti meningkat. (MARTUA)