Biar sepi yang menjadi temanku saat ini. Kamu jangan merasakannya, karena sepi menusuk-nusuk didalam tulang, merobek-robek jiwa yang sudah tersakiti, dan racunnya sudah menyebar ke penjuru tubuh. Jika matahari yang menyengat ini memberi solusi ketika hati ini luluh lanta, aku rela menjadi atap disetiap rumah; menerima panasnya terik.
Daun-daun yang gugur adalah sebuah tanda, ia lalai pada kewajiban; begitupula dengan akar. Pepohonan yang rentan dengan rasa sakit pun rela mengorbankan indahnya demi menyelamatkan dirinya. Egois memang.
Biar sepi yang menjadi temanku saat ini. Kamu jangan merasakannya, ini sungguh perih; percayalah. Melewati hari dengan cacian-cacian dari hembusan angin malam itu sakit. Jika memang salah satu jalan melepas kerinduan adalah dengan cacian, aku siap bertahan di bawah sinar rembulan dicaci oleh malam. Jika aku tak merindu malam ini, lalu aku dicaci oleh keadaan; maka tangisku membasahi pipi begitu deras.
Keajaiban itu tak pernah bisa dijelaskan oleh kata, tapi kita mampu meyakinkannya dengan penuh harapan. Aku percaya tuhan tak akan diam melihat insan dipaksa merindu tanpa kata; bagaimana bisa tuhan mampu melihat ciptaannya sedih?. Percayalah, tuhan memiliki satu rencana indah dibalik sebuah luka-luka yang menikam.
Bayangkan jika suatu hari tuhan memberikan rahmatnya yang tak terbatas, maka nikmat tuhan mana yang kau dustakan?. Bayangkan jika ribuan burung datang untuk menghiburmu atas perintah tuhan? dan bayangkan ketika daun-daun kering yang berjatuhan menjadi daun-daun hijau segar dipenuhi dengan embun pagi, dan harumnya semerbak berjatuhan diatas kepalamu sebagai ganti dari semua sedihmu; tapi tunggu dulu, cukup bayangkan semua yang indah-indah pemberian tuhan saja, maka indahmu telah waktunya; indahmu telah datang. Bersabarlah kalian orang-orang yang merindu.
kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,