PALEMBANG, BP – Ir. H. Permana, MMA, birokrat sukses yang dikenal sebagai seorang birokrat yang
berdedikasi tinggi, dan punya kemampuannya dalam berbagai bidang.
Permana begitu ia dipanggil, memulai karirnya dari nol hingga akhirnya dipercayakan untuk tugas di 10 kedinasan dan pensiun sebagai staf Ahli Pemerintahan, Hukum dan Politik Pemprov Sumatera Selatan.
Permana, anak dari pasangan Amir dan Tjuju Maemunah ini, memulai karirnya dari honorer hingga dipercayakan untuk menjabat di berbagai jabatan selama lima periodisasi pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan dengan lima gubernur Sumsel yang berbeda yakni, Rosihan Arsyad, Syahrial Oesman, Mahyudin NS, Alex Noerdin dan Herman Deru.
Sebelum sampai di titik ini, Permana yang merupakan kelahiran Bandung, 21 Oktober 1959 melewati proses hidup yang tidak mudah.
Lahir dari keluarga yang bisa dibilang kurang mampu dengan tujuh bersaudara, membuat ia harus ikut membantu perekonomian keluarga dengan berdagang rokok, kue dan semacamnya di jalanan.
“Ibu seorang penjahit di Pasar Kosambi Bandung saat itu, demi mencukupi kebutuhan, saya selalu menyempatkan untuk berjualan di pagi hari, lalu siangnya saya baru bisa bersekolah,” ungkapnya kepada BeritaPagi.
Disaat anak-anak sekolah dan bermain pada umumnya, Permana justru harus mengais rezeki, mencari sesuap demi menyambung kehidupan.
“Masa kecil saya dipenuhi berba gai liku dan perjuangan yang cukup berkesan bagi saya hingga saat ini.
saya bahkan terbiasa membeli beras jam 1 malam di Pasar Kosambi supaya dapat jatah lebih,” tuturnya.
Meski mengalami semua lika-liku tersebut, Permana tetap berpegang teguh untuk mengubah nasibnya.
Pria kelulusan Universitas Muliawarman dan IPB Bogor ini memulai karirnya di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat sebagai Penyuluh Pertanian Spesial (PPS) dan ditempatkan di Cianjur pada tahun 1984.
Kemudian setelah satu tahun mengabdi di Cianjur, ia mendapatkan tawaran dari Departemen Transmigrasi dan Perambahan Hutan RI di Jakarta Selatan sebagai Honorer pada tahun 1985. Di sanalah awal mula karirnya terus melesat.
Di masa tersebut, ia ditugaskan di hampir seluruh penjuru wilayah Indonesia. Ibarat lagu dari Sabang sampai Merauke, Permana telah menamatkan semua lirik di lagu tersebut. Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Timor-Timur hingga Irian Jaya telah ia arungi dalam kurun waktu dua tahun.
“Saya pernah ditugaskan di Pulau Natuna selama 4 tahun sebagai Kepala Unit Transmigrasi pada
tahun 1990-1993. Tidak banyak yang mau bertugas di Natuna pada saat itu,” ujarnya.
Karena dedikasinya tersebut, ia kemudian diangkat menjadi Kepala Unit di Kabupaten Bengkalis
dan Kabupaten Kepulauan Riau.
Ia pun kemudian membuat ditarik oleh Menteri Transmigrasi Siswono Yudo Husodo yang sekarang
menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem untuk kembali ke Jakarta sebagai Kepala Seksi Pemetaan dan Sasaran Transmigrasi pada tahun 1993-1995.
Berbagai proyek telah ia lakukan, salah satunya menangani proyek lahan gambut 1 juta hektare untuk 10 ribu KK transmigrasi selama tiga tahun di Kapuas, Kalimantan Tengah.
Karena semua perjalanan yang telah ia tempuh, membuatnya fasih dan mapan dalam berkomunikasi dengan semua lapisan masyarakat.
“Hampir semua bahasa daerah saya kuasai, mulai dari Jawa, Sunda, Palembang, Padang, Batak hingga Banjar,” terangnya.
Atas prestasi dan pengabdian penuhnya untuk Departemen Transmigrasi, ia pun dipromosikan menjadi Kepala Kantor Departemen Kabu- paten OKU, Baturaja, Sumsel hingga tahun 2000.
Dari sinilah ia memulai karirnya di Sumsel. Karena adanya otonomi daerah, ia pun beralih profesi menjadi pegawai daerah. Atas kemampuannya, ia pun dilirik Syahrial Oesman yang saat itu tengah menjadi Bupati OKU untuk menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemda OKU Provinsi
Sumsel pada tahun 2000-2002.
Ia pun akhirnya mengembangkan karirnya menjadi Staf khusus Sekjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata di pusat Jakarta hingga tahun 2005.
Selanjutnya, disaat Syahrial Oesman yang dulunya mantan atasannya menjadi Gubernur Sumsel, Permana pun ditarik kembali untuk dipercayakan mengemban tugas sebagai Kepala Badan Kominfo Pemprov Sumsel pertama di kala itu.
Semasa menjabat di Kominfo, ia telah membuat jaringan informasi technology yang connect antar Kepala dinas dan Connect di ruang Gubernur dan dinobatkan menjadi Provinsi yang terbaik di bidang pengembangan IT setelah Kabupaten Sragen pada saat itu.
Lalu di masa Gubernur Sumsel caretaker Mahyudin (GubernurTransisi), pada tahun 2007/2008 ia
diangkat menjadi Kepala BKPMD Sumatera Selatan. Selama pergantian Gubernur baru Alex Noerdin, ia dipertahankan selama enam tahun menjadi Kepala BKPMD Sumsel
mulai dari tahun 2008 hingga 2014.
Di masa jabatan tersebut, ia membawa Sumsel menjadi Provinsi terbaik dalam pelayanan publik melalui Program Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) bagi para investor, dan meraih penghargaan terbaik selama dua tahun berturut-turut.
“Kala itu kita berhasil membawa BKPMD Sumsel menjadi yang terbaik ke-2 nasional selama dua tahun berturut-turut, investement award dan masuk sebagai 7 daerah dengan tujuan investasi terbaik di Indonesia,” jelasnya.
Atas prestasinya tersebut, ia kembali dipercaya Gubernur Alex Noerdin di periode ke-2 pada 2014-2017 sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, sekaligus menjadi Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), sehingga kembali memperoleh prestasi sebagai Provinsi terbaik se-Sumatera di bidang pengelolaan ekonomi daerah.
Sebelum pensiun, Permana dipercaya menjadi Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Pemprov Sumsel di bawah kepemimpinan Gubernur Sumsel Herman Deru.
Permana mendapatkan penghargaan sebagai staf ahli terbaik dari Kementerian Dalam Negeri yang diserahkan langsung oleh Sekjen Kemendagri Hadi Prabowo pada tahun 2019.
Meski telah memasuki pensiun pun, berkat pengalaman dan berbagai prestasi yang ia dapat, membuatnya dipercaya untuk menjadi staf khusus Bidang Komunikasi dan Hubungan antar Lembaga di Pemkab Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Ia pun sekarang berprofesi sebagai panelis dan penguji debat publik di Provinsi Sumsel yang terdaftar di KPU Prov Sumsel serta, dipercaya menjadi narasumber di berbagai media Kota Palembang. #adl