Baturaja (ANTARA) – Stok beras Perum Bulog Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan saat ini mencapai 1.000 ton dan terus mengoptimalkan serapan beras petani untuk menjamin stabilitas pangan masyarakat di OKU Raya yakni OKU, OKU Timur dan OKU Selatan.
Kepala Bulog Kabupaten OKU, Julkhaidar Romadhon di Baturaja, Selasa mengatakan, stok beras yang ada merupakan hasil penyerapan beras pengadaan dalam negeri dari petani di OKU Timur.
“Karena OKU Timur sebagai daerah lumbung pangan terbesar di Sumsel,” katanya.
Ribuan ton beras yang tersimpan di gudang Bulog OKU itu dinilai lebih dari mencukupi kebutuhan masyarakat di tiga kabupaten di Sumatra Selatan tersebut selama beberapa bulan ke depan.
“Mengingat kebutuhan beras untuk masyarakat di OKU Raya ini hanya sekitar 1.000 ton sehingga stok yang ada tersebut dipastikan cukup,” katanya.
Jika pun nantinya kurang, kata dia, pihaknya akan segera meminta tambahan pasokan dari daerah lain dan Bulog Palembang.
Apalagi, saat ini pihaknya masih menggencarkan penyerapan beras di tingkat petani di OKU Timur yang melaksanakan panen raya.
Ia menargetkan mampu menyerap minimal 70 persen beras ditingkat petani dari 30 ribu ton target sasaran hingga Juni 2023 khusus untuk wilayah OKU Timur tersebut.
Untuk Harga Pembelian (HP) ditingkat petani, lanjut dia, setelah pencabutan batas atas penetapan harga untuk beras di Gudang Bulog dari Badan Pangan Nasional akan disesuaikan dengan harga pemerintah atau terdapat perubahan harga untuk kualitas medium sebesar 20 persen.
Badan Pangan Nasional per 11 Maret 2023 menetapkan fleksibilitas harga gabah atau beras dalam rangka penyelenggaraan cadangan beras pemerintah yaitu Gabah Kering Panen ditingkat petani sebesar Rp5.000/kg, Gabah Kering Giling di Penggilingan Rp6.200/kg.
“Untuk harga Gabah Kering Giling di gudang Perum Bulog sebesar Rp6.300/kg, sedangkan untuk beras Rp9.950/kg,” ujarnya.
