JAKARTA – Perum Bulog sedang melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan gudang penyimpan beras guna mendukung rencana pemerintah dalam mengembangkan proyek food estate atau lumbung pangan seluas 165 ribu hektare di Kalimantan Tengah (Kalteng).
BUMN Pangan tersebut selama ini diberi penugasan sebagai off taker yang menyerap hasil panen petani guna mendukung swasembada pangan nasional. Dalam proyek pembangunan lumbung pangan, Bulog juga turut membangun gudang dan mesin penggiling padi atau rice milling plant di lokasi tersebut.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, di Jakarta, Selasa (21/7), menargetkan pembangunan gudang dan rice milling itu segera selesai agar dapat digunakan pada musim tanam Oktober 2020 sampai Maret 2021.
“Dari 165 ribu hektare luas proyek lumbung pangan yang direncanakan, ada 48 ribu hektare sawah di Pulang Pisau yang sudah produksi. Artinya produksi akan banyak, belum daerah-daerah lain yang sekarang mulai tanam. Artinya, akan menjadi sumber swasembada pangan baru di Indonesia,” kata Budi Waseso yang akrab dipanggali Buwas.
Buwas mengatakan telah mempersiapkan pembangunan gudang dan mesin penggilingan beras tersebut di Kabupaten Pulang Pisau, di mana ada 48 ribu hektare lahan di daerah tersebut yang telah aktif memproduksi 4 ton setara beras per hektare setiap tahunnya.
Nantinya, pembangunan gudang baru itu akan lebih difokuskan untuk penyimpanan pangan dalam bentuk gabah sehingga bisa lebih awet dan siap giling menggunakan fasilitas mesin penggilingan beras Bulog.
“Kami sangat mengapresiasi pemerintah dalam mewujudkan lumbung pangan di Kalimantan Tengah. Nantinya, Bulog akan menggarap hilirisasi atau sebagai off taker,” kata Buwas seperti dikutip Antara.
Dia menambahkan bahwa potensi lahan untuk proyek lumbung pangan yang cukup luas itu memberikan harapan baru untuk swasembada pangan serta menjadi jawaban atas peringatan dari lembaga pangan dunia FAO yang menyebutkan adanya potensi krisis pangan dalam waktu dekat.
Badan Pangan
Menanggapi hal itu, Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Said Abdullah, mengatakan Bulog harus bisa menjadi bagian dari pembangunan lumbung pangan tersebut dengan mengoptimalkan peranannya di sektor hilir.
Menurut Said, seharusnya pemerintah segera membentuk Badan Pangan Nasional di bawah Presiden langsung agar koordinasinya bisa satu pintu.
“Kalau mau taktis strategis harusnya di Badan Pangan Nasional yang belum disahkan itu. Sementara urusan teknis tinggal berbagi saja antara Kementan, BUMN, kemudian Bulog untuk proses niaganya, itu lebih jelas lagi,” tutup Said. n yni/uyo/E-9