in

Cabai Merah di Sijunjung Tembus Rp 80 Ribu per Kg

Harga cabai merah meroket.(ANDIKA/PADEK)

Setelah melandai hampir setahun, harga cabai di Kabupaten Sijunjung mendadak meroket hingga menembus Rp 80 ribu per kilogram, Minggu (19/11). Warga masyarakat kelimpungan, biaya hidup terasa kian mahal.

Seiring naiknya harga cabai, keketersediaan stok di pasaran dilaporkan masih stabil. Namun kalangan pedagang mulai merasa was-was, hingga mereka memilih untuk membeli stok dengan jumlah terbatas. Guna mengantisipasi bila sewaktu-waktu harga mendadak turun.

Atas fenomena ini warga masyarakat kian kelimpungan, mulai pelaku usaha makanan, kuliner, hingga kalangan ibu rumah tangga. Pantauan Padang Ekspres di Pasar Inpres Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung pada Minggu (19/11), terlihat aktivitas penjualan cabai merah (lokal) relatif masih berjalan sebagaimana mestinya.

Baik dengan jumlah banyak maupun secara eceran (kiloan) untuk kebutuhan harian rumah tangga bagi kaum ibu-ibu. Puncak aktivitas penjualan berlangsung sekira pukul 10.00-14.00 WIB. Namun dibanding waktu sebelumnya, daya beli konsumen memang sedikit mengalami penurunan hingga mencapai 30 persen.

Murni, 38, salah-seorang pedagang cabai dan barang-barang kebutuhan harian di Komplek Pasar Inpres Muaro Sijunjung, Kecamatan Sijunjung mengungkapkan, naiknya harga cabai merah telah berlangsung sejak dua pekan terakhir. Kenaikan harga berlaku dari tingkat petani, tauke, serta agen penyalur.

“Untuk kualitas bagus sekarang rata-rata dijual (eceran) Rp 75.000-80.000  per kilogram. Namun dalam jumlah banyak, bisa sedikit dapat potongan,” ujarnya.

Karena harus mengeluarkan modal tinggi, Ia mengaku harus membatasi jumlah pembelian stok dari agen. Stok dibeli hanya untuk kebutuhan penjualan sehari, paling lama dua hari. Selanjutnya dibeli lagi stok baru.

“Jika dikalkulasikan, modalnya pembelian pedagang ke tauke sekarang ada mencapai Rp 70.000 per Kg. Untuk dapat potongan minimal harus dibeli per dua karung,” imbuhnya.

Pembatasan stok terpaksa dilakukan demi mengantisipasi risiko kerugian. Terutama untuk jenis cabai lokal (asal dalam daerah), yang selama ini telah menjadi pilihan masyarakat.

Pedagang lainnya, Rudi Hermanto, 43, menyebut, berjualan cabai terbilang rumit. Stok dibeli tidak bisa banyak-banyak, sebab bila tidak habis terjual, pada hari berikutnya berpotensi rusak, bahkan membusuk. Tentunya harga jualnya turut  jatuh.

“Sekarang harga cabai kembali mengalami kenaikan dengan harga eceran mencapai Rp80 ribu perkilogram. Paling banyak saya mengambil stok 2 karung saja. Setelah itu ambil lagi stok baru,” ungkap Rudi.

Kepala Disperinkop Kabupaten Sijunjung, Yulizar menuturkan, pihaknya masih terus melakukan pemantauan terhadap harga pasaran bahan kebutuhan pokok. Termasuk di antaranya cabai merah yang harganya kembali mengalami kenaikan.

Diungkapkannya lonjakan harga kebutuhan harian kembali naik, karena sebentar lagi akan menghadapi tahun baru. Maka dikhawatirkan selain cabai, kenaikan harga berpotensi terjadi pada komoditi lainnya. Hal ini disebabkan kebutuhan masyarakat mengalami peningkatan. Namun demikian ketersediaan stok dipastikan terjamin aman. (atn)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Dalam Satu Jam, Dua Pengedar Narkoba Diringkus Polres Tanahdatar

SD Negeri 21 Teluk Nibung, Mendorong Inovasi dan Kemajuan Edukasi