Jakarta (ANTARA News) – Salah satu gambar yang paling diingat setelah kematian Putri Diana adalah saat peti jenazahnya diturunkan dari pesawat, ditutupi bendera Royal Standard.
Graham Laurie, yang sudah ratusan kali menerbangkan keluarga kerajaan Inggris Raya hingga ia pensiun pada 2000 lalu, menceritakan kisah perajalanan terakhir Putri Diana bersamanya, bertepatan dengan peringatan 20 tahun kematian sang Princess of Wales.
“Saya senang jadi pilotnya, dari pada orang lain yang tidak mengenalnya atau tim Royal Household,” kata Laurie,71, dikutip dari laman Telegraph.
Laurie harus mengganti radio saat perjalanan dari RAF Northolt ke Paris dan sebaliknya, menggunakan radio militer UHF demi menghindari informasi tentang Sang Putri diketahui pengintai yang menggunakan frekuensi sipil ATC.
“Kami perlu menjaganya serahasia mungkin, dan saya rasa, tidak ada yang bisa membajaknya,” kata dia.
Laurie mengenang ada pergantian pesawat di menit-menit terakhir karena peti perlu tempat.
Operasi pemulangan jenazah itu berhasil karena mereka baru saja berlatih keadaan darurat jika salah satu keluarga kerajaan meninggal.
Biasanya, rencana penerbangan untuk kematian sudah dipersiapkan, rincian perjalanan pada 1997 lalu diadakan mendadak di lapangan, secara tidak sengaja pendaratan diperkirakan pukul 19.00.
Tanpa ia ketahui, Perdana Menteri, militer dan pers dunia sudah berkumpul di RAF Northolt pada jam itu, sehingga ia merasa tertekan.
Mengenai kesannya terhadap Pangeran Charles, ia berkata “sangat tenang. Di akhir acara, dia mendatangi saya untuk bilang terima kasih telah membantu perjalanan lancar”.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017