in

Cium Tangan Guru, Tak Lupa Ucapkan Selamat

KEJUTAN: Sri Suprapti yang mengajar anak didiknya mendapat kejutan di Hari Guru Nasional, Jumat (25/11). F-Andri Dwi S/tanjungpinang pos

Kejutan Hari Guru Nasional di SLB Tanjungpinang 

Suasana haru terjadi saat Hari Guru Nasional (HGN) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Tanjungpinang. Seperti apa peringatan HGN di sekolah pelat merah ini?

Tanjungpinang – Tidak ada yang berbeda di sekolah yang berada di Jalan Kijang Lama, KM 7 Tanjungpinang, Jumat (25/11) kemarin. Pelajar yang umumnya disabilitas tetap masuk sekolah dan menerima pelajaran. Demikian juga para guru tetap mengajar anak didiknya. Namun, saat jam pelajaran akan berakhir. Satu per satu pelajar yang mengenakan seragam baju kurung menghampiri gurunya.

Adalah Sri Suprapti, guru yang sedang mengajar di depan kelas dibuat sedikit kaget. Seorang anak didiknya yang tuna grahita langsung mencium tangannya. Tidak hanya itu, anak didiknya itu mengucapkan selamat hari guru. Ini diikuti pelajar lainnya. Sri sempat tidak percaya, apalagi anak tuna grahita, adalah anak-anak yang memiliki kecerdasan intelektual di bawah anak-anak lainnya. Sayangnya, kejadian itu sangat singkat, sehingga tidak sempat diabadikan. Saat Tanjungpinang Pos akan mengeluarkan kamera, anak-anak sudah selesai menyalami gurunya dan mengucapkan selamat hari guru.

Anak-anak yang tadinya mengerumuni gurunya, kembali ke kursinya. Namun, saat Tanjungpinang Pos mengeluarkan kamera, anak-anak tadi kembali mengerumuni. Yang mereka kerumuni kali ini, bukannya guru melainkan wartawan dari Harian Terbesar di Ibu Kota Kepri, Tanjungpinang ini. Kamera milik wartawan Tanjungpinang Pos menjadi bahan rebutan. Bahkan setelah mengambil proses belajar mengajar, kamera yang sudah diletakkan di dalam tas, diambil kembali.

Ternyata ucapan selamat atas perayaan Hari Guru di sekolah itu, tidak saja diucapkan para pelajar. Sejumlah guru yang berada di ruangan majelis guru, juga saling melempar ucapan di hari spesial itu. Mereka saling mengucapkan selamat hari guru. Di ruangan itu, Tanjungpinang Pos menemui Sadri Islami Mpd, guru yang mengajar anak-anak disabilitas tingkat SMA.

Pria dengan lengan panjang itu mengatakan, mengajar anak-anak disabilitas diperlukan ilmu dan metode bagaimana mengajar anak-anak berkebutuhan khusus. Awalnya memang tidak mudah, tapi sekarang sudah biasa.

Menurutnya, jika guru sudah membekali ilmu pengetahuan khusus, yang didapat dari sekolah. Maka, guru akan mudah memberikan pelajaran kepada anak-anak disabilitas. Terlebih, seorang guru di SLB Negeri Tanjungpinang harus menguasai karakteristik masing-masing anak didiknya.

Guru di sini, katanya biasanya akan mempelajari perilaku masing-masing anak didiknya. Sebab anak-anak berkebutuhan khusus, memiliki sifat yang over aktif. Tapi, katanya, di sinilah tantangan itu.

Kalau sudah seperti itu, hendaknya guru harus melakukan komunikasi langsung dengan pelajar tersebut. Komunikasi yang perlu dilakukan adalah, guru harus mendekati siswa tersebut.

Contoh, anak tersebut tiba-tiba diam di sekolah. Guru harus menghampiri anak tersebut. Setelah itu, guru ajak komunikasi langsung dengan anak. Setelah dapat komunikasi, guru hendaknya menghubungi orang tuanya. Apakah ada kejadian di rumah yang tidak diinginkan oleh anak tersebut. Sehingga tahu, apa yang diinginkan maupun diharapkan anak tersebut.
Karena pemahaman konsep mereka masih lemah. Karena ada anak yang mengalami tuna penglihatan, pendengaran, grahita, daksa, dan autis.

”Anak kami bukan anak tertinggal. Anak kami seperti peluru yang akan ditembakkan,” sebut dia.

Karena anak didiknya bisa meraih prestasi, seperti pelajar pada umumnya. Ada pelajar tuna rungu meraih prestasi IT juara III se Sumatera, yang diadakan pihak Kominfo.
Kemudian, ada juga prestasi yang telah diraih pelajar tuna rungu, yaitu juara I lomba tata rias muka tingkat nasional se SLB di Indonesia.

”Masih banyak prestasi yang kita raih. Karena kita bisa sama dengan pelajar pada umumnya,” sebutnya. (Andri DS)

What do you think?

Written by virgo

Susunan start Formula 1 GP Abu Dhabi

Pak Gubernur dan Pak Bupati, Kami Butuh Damkar!