in

Defri Yenti dan Yurneli, Juru Masak di Kediaman Wako Solok

Belum Lengkap tanpa Gulai Kuning

Sudah lima tahun, Defri Yenti dan Yurneli menjadi juru masak di kediaman rumah dinas wali kota Solok. Kala masa Wali Kota Solok, Irzal Ilyas Dt Lawik Basa dan Wali Kota saat ini, Zul Efian. Mereka bertanggung jawab memasak makanan untuk wali kota dan keluarga. 

Pengalaman dua periode sebagai juru masak pribadi wali kota Solok, menjadi prestasi tersendiri bagi Defri Yenti dan Yurneli. Mereka benar-benar memahami selera serta keinginan wali kota dan keluarga. Urusan masak memasak, tanggung jawab mereka berdua.

“Sudah dua periode kami menjadi juru masak di rumah dinas ini. Sebelumnya, masa Wali Kota Solok, Irzal Ilyas Dt Lawik Basa,” kata Defri Yenti didampingi Yurneli, kepada Padang Ekspres, di ruang dapur kediaman rumah dinas wali kota Solok, Jumat sore.

Semasa Bapak Irzal Ilyas Dt Lawik Basa, sebut Defri Yenti, menu yang disajikan di antaranya anyang pucuk kalikih. “Menu itu selalu disajikan kala bapak dan keluarga makan di kediaman,” ucapnya.

Lain lagi cerita Wali Kota Solok saat ini, Bapak Zul Elfian. Gulai kuning menjadi kegemaran bapak. Minimal disediakan setiap seminggu sekali. Spesifikasinya sama seperti gulai kuning biasa.

Gulai kuning di sini adalah gulai kuning ikan laut segar jenis tuna, yang bahan bakunya dibeli di Pasar Solok. Bila tidak sempat belanja ke pasar, bahan baku ikan segar cenderung diantar penjual langganan ke rumah dinas wali kota, di Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan.

“Saking sukanya gulai kuning, kadang dalam seminggu kami menyiapkan hidangan itu sampai dua kali. Dengan menu itu, bapak terlihat makan cukup lahap, diikuti anggota keluarga lainnya. Namun persiapan makanan juga dibuat secukupnya. Hanya untuk hari itu, tidak banyak,” ungkap Defri Yenti.

“Bapak kalau makan gulai kuning paling suka bagian kepala ikannya. Sementara nasinya hanya secukupnya saja, paling banyak dua sendok,” ujar Defri Yenti.

Justru, tambah Yurneli, yang banyak dihabiskan adalah sayur-sayuran, kerupuk dan buah segar. “Makanya kami selalu menyiasati membuat porsi sayuran agak berlebih,” sebut Yurneli. 

Defri Yenti juga mengatakan sesibuk apapun urusan dinas, bapak sebelum berangkat ke kantor terbiasa makan pagi di rumah didampingi anggota keluarga. Dari sekian jenis menu yang tersedia, itupun belum lengkap tanpa ditemani tumisan sayur kangkung, tumis daun singkong, atau bayam. 

“Sarapan pagi memang selalu bersama. Setelah selesai sarapan pagi barulah bapak diantar menuju Kantor Wali Kota Solok,” sebut Defri Yenti.

Untuk menu lainnya, mantan wakil wali kota Solok ini tidak pernah neko-neko, apapun tersedia tidak ada pantangan. “Jika sedang tidak ada anggota keluarga menemani, bapak pun mengambil sendiri makanan di meja makan,” ungkapnya.

Satu hal lagi yang juga tidak banyak orang lain tahu,  ternyata suami Zulmiyeti tidak suka pedas. Kalaupun ada tersedia cabai ulek dan cabai goreng, beliau hanya mencicipinya sekadarnya saja. Bahkan ketimbang cabai, malah lebih suka dengan menu kentang goreng, tahu goreng, atau anyang pucuk kalikih.

“Memang bapak orangnya begitu, tidak suka pedas. Sehabis makan pun tidak mengopi seperti umumnya kaum bapak, serta tidak pula merokok,” imbuh Yurneli.

Jiwa kesederhanaan bapak dua anak ini cukup terlihat. Di mana beliau tidak membeda-bedakan antara menu makanan keluarganya dengan orang lain, termasuk pembantu, juru masak, sopir, hingga Satpol PP yang melakukan tugas pengamanan di Pos Penjagaan depan.

“Apapun jenis hidangan keluarga yang tersedia, maka itu pula yang dinikmati orang lain di dalam lingkungan “istana”,” tutur Yurneli. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Bom High Explosive Ancam Istana

Wisata Halal