Kerja keras tim gabungan Basarnas, BPBD, TNI/Polri, PMI Bukittinggi, KPA dan unsur lainnya, akhirnya membuahkan hasil. Sebanyak delapan pendaki asal Riau yang terjebak akibat letusan Gunung Marapi, berhasil dievakuasi melalui jalur pendakian Simabua, Tanahdatar. Seorang pendaki dilaporkan masih hilang.
Delapan pendaki itu masing-masing; Agus Salim, 24, Sarul, 17, Rolen, 17, Herman, 40 (keempatnya warga Pulau Inggu, Kecamatan Benai, Kuansing, Riau).
Lalu, Abdul Mukni, 24, warga Rumbai Pesisir, Riau, Nanda, 23, warga Payakumbuh, Rahmat, 23, warga Payakumbuh dan Yusuf, 22, warga Rumbai Pesisir, Riau. Kini mereka dirawat di Puskesmas Pariangan.
Seorang pendaki yang belum diketahui keberadaannya, bernama Yandri, 15, warga Pulau Inggu, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuasing, Riau. Yandri diketahui terpisah dari pendaki lainnya seusai Gunung Marapi meletus.
Kepala BPBD Tanahdatar Indra Kusuma didampingi Tim Evakuasi Hendra kepada Padang Ekspres, kemarin (5/6) menyebutkan, tim gabungan Basarnas berhasil menemukan kedelapan pendaki ini setelah melakukan penyelusuran sejak pukul 02.00 dini hari. Para pendaki rata-rata sudah kelelahan.
”Kedelapan pendaki ini terjebak di Hutan Pandan Berduri (sekitar 400 meter di bawah puncak gunung, red). Mereka ditemukan tim gabungan sekitar pukul 09.00 pagi,” ujar dia.
Setelah itu, para pendaki langsung dievakuasi menuju jalur Simabua, Tanahdatar dalam kondisi kelelahan. Sekitar pukul 13.00, para pendaki dibawa ke Puskesmas Pariangan untuk mendapatkan perawatan.
Sementara itu, Kapolres Tanahdatar AKBP Bayu Aji Yudha Prajas menyebutkan bahwa para pendaki sudah diperiksa oleh tim kesehatan dari Puskemas Pariangan. Namun, mereka belum bisa diajak bicara karena kondisinya masih lemah.
”Setelah mendapat pertolongan dari puskesmas, rencananya seluruh tim gabungan akan mengadakan rapat koordinasi untuk mengambil langkah. Terutama, terkait masih ada satu orang pendaki belum diketahui posisinya,” ujar dia.
Sedangkan Pimpinan Puskesmas Pariangan Dr Fitri Ananda didampingi petugas Puskesmas Welya Rahmi menyebutkan bahwa umumnya para pendaki kelelahan dan kurang cairan. ”Sekitar pukul 17.30, para pendaki sudah serahkan ke PMI Bukittinggi,” ujar dia.
Salah seorang pendaki, Roky, 20, karyawan swasta yang berasal dari Rumbai Pesisir, Riau yang ditemui di halaman mushala Posko Pendakian Marapi menuturkan, awalnya dia bersama 15 temannya berniat mengisi liburan dengan mendaki Gunung Marapi. Kendati tidak berpengalaman, mereka tetap bertekad melakukan pendakian.
Sementara itu, hasil pengamatan gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanahdatar itu sejak pukul 06.00 hingga pukul 21.30 kemarin, erupsi sudah terjadi sebanyak 26 kali. Pada pukul 12.00-18-00 saja, terjadi sebanyak 6 kali dengan durasi 15-33 detik.
”Cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup sedang ke arah timur. Sementara secara visual, asap kawah tidak teramati,” ujar Hartanto Prawiro dari Pos Pengamatan Gunung Marapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bukittinggi, kemarin. Menurutnya, status masih waspada dan masyarakat di sekitar Marapi dan pengunjung tidak diperbolehkan mendaki pada radius 3 km. (*)
LOGIN untuk mengomentari.