Kupang (ANTARA News) – Dinas Kesehatan Kota Kupang menemukan dua warga positif HIV saat zero survei yang diadakan awal Mei 2017 dengan melibatkan 194 ASN pemerintah dan 56 warga biasa.
“Setelah hasil uji kita lakukan di laboratorium dari 250 sampel peserta zero survei terdapat dua warga yang positif HIV,” kata Kepala Bidang Penanggulangan dan Pengamatan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kupang Sri Wahyuningsih, Senin.
Dua warga yang positif HIV itu berasal dari sejumlah kelompok rentan dan saat ini sedang dalam penanganan melalui Klinik VCT Dinas Kesehatan kota Kupang.
Dia menyebut, terdapat penurunan dari aspek jumlah pengidap jika dibanding pelaksanaan zero survei pada 2016 silam yang menemukan 12 orang positif mengidap penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia itu.
Zero survei dilakukan berawal dari sajian data 11 persen pengidap HIV dan AIDS berprofesi sebagai ASN.
“Yang dilakukan awal Mei silam peserta ASN yang bersedia tidak memenuhi 250 maka sisanya kita libatkan kelompok masyarakat rentan dan ditemukan dari kelompok itulah terdapat dua orang positif HIV,” katanya.
Dia mengaku dari data yang ada di Dinas Kesehatan Kota Kupang di periode 2000 hingga Agustus 2016, tingkat pengidap HIV/Aids di kalangan ASN sudah berada di angka mengkhawatirkan di atas 11 persen sejajar dengan pengidap dari kalangan pekerja seks komersial.
Hal itulah yang telah menggerakan dinas untuk lakukan pemantauan ulang untuk mengetahui perkembangannya. “Apakah berindikasi meingkat atau malah ada penurunan jumlah penderita,” katanya.
Meskipun zero survei itu penting namun dinas kesehatan tidak berlaku paksa. Kerelaan ASN sajalah yang dibutuh sehingga bisa meneuhi target yang ditetapkan. “Hingga akhir pemeriksaan hanya diperoleh 80 orang ASN saja yang diperiksa dari target 100 orang ASN,” katanya.
Pengelola Program IMS dan HIV/Aids, Agustina menyebutkan, akumulasi kasus HIV/Aids sejak 2000 hingga Agustus 2016 berjumlah 858 kasus dengan penderita HIV terbanyak berada di angka 17 persen datang dari kalangan pekerja swasta. Selanjutnya kalngan ASN, ibu rumah tangga serta wanita pekerja seks langsung berada di posisi dua dengan prosentase 11 persen.
“Sementara buruh, pelaut, sopir, mahasiswa dan TKI memiliki berada di urutan tiga dengan lima persen,” katanya.
Dalam konteks data itu tergambar ASN, ibu rumah tangga serta pekerja seks menjadi kelompok rentan penyebaran penyakit tesebut. “Patut dicarikan langkah pencegahannya terutama bagi ASN,” katanya.
Data hingga Desember 2016 secara akumulatif HIV/AIDS sudah berada di angka 1.015 kasus dengan jumlah pengidap paling banyak berada di usia produktif antara 20 hingga 40 tahun.
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip dan menyerang spesies lainnya.
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV), yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2017