JAKARTA – Tekanan pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan masih berlanjut, hari ini (12/11). Ketidakpastian hasil negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok membuat pelaku pasar uang cemas dan memburu mata uang safe haven, termasuk dollar AS. Kondisi tersebut membuat dollar AS menguat terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Kepala Riset dan Analisis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra memprediksikan kurs rupiah terhadap dollar AS kembali terdepresi, hari ini (12/11) hingga di kisaran 14.000 -14.100 per dollar AS.
Ariston mengatakan ungkapan Presiden AS Donald Trump, akhir pekan lalu, yang menekankan belum tercapainya kesepakatan apapun dengan Tiongkok terkait penghapusan tarif impor keduanya diperkirakan akan kembali menekan rupiah.
“Komentar Trump menimbulkan spekulasi di pasar bahwa negosiasi akan berjalan lambat dan memperbesar potensi kegagalan mencapai kesepakatan,” ujar Ariston di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (11/11) sore, melemah dipicu sentimen eksternal yang dinilai kurang menguntungkan. Rupiah ditutup melemah 53 poin atau 0,38 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.067 rupiah per dollar AS.
uyo/E-10