in

Disebut Sering ke Istana, SBY dan AHY Klarifikasi Pernyataan Presiden

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lakukan klarifikasi terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyatakan Demokrat sering ke istana, dan PKS juga sering ke istana, tapi maunya malam.

Pernyataan yang mendapat tanggapan dari SBY dan AHY itu, disampaikan oleh Presiden Joko Widodo ketika bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Kepresidenan Senin (29/5).

Hal itu disampaikan Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Demokrat, Darizal Basir, Rabu (31/5), sebab pernyataan presiden itu menjadi perhatian masyarakat luas dan pernyataan yang mengait Partai Demokrat itu bisa disalah mengertikan, sehingga DPP Partai Demokrat perlu memberikan respons dan beberapa penjelasan.

Disampaikan Darizal bahwa setelah berita itu tersebar di berbagai media massa, DPP Partai Demokrat segera mengumpulkan keterangan, apakah memang ada pertemuan Partai Demokrat dengan Presiden Joko Widodo.

“Terkait pernyataan itu Bapak SBY menjelaskan bahwa dalam waktu 3,5 tahun ini, tercatat 3 kali bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Pertama, terjadi pada tanggal 10 Oktober 2019 di Istana Merdeka, siang hari. Pertemuan itu atas inisiatif dan undangan Presiden Joko Widodo. Kedua, pada saat Bapak SBY menghadiri pernikahan Saudara Kaesang di Solo. Pertemuan itu terjadi malam hari, dan waktu itu Bapak SBY hadir bersama AHY beserta istri dan EBY beserta istri, untuk memenuhi undangan yang waktunya juga malam hari, guna mengucapkan selamat atas pernikahan putra Presiden Joko Widodo. Sedangkan yang ketiga, Bapak SBY bertemu Presiden Joko Widodo di Kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali pada tanggal 15 November 2022, waktunya juga malam hari, karena undangan yang diterima Bapak SBY adalah menghadiri Gala Dinner G20 pada malam hari,” terang Darizal, dengan didampingi Tenaga Ahli, Suherman.

Ditambahkan Darizal bahwa ketiga pertemuan tersebut yang menentukan tempat dan waktunya adalah Presiden Joko Widodo, dan Bapak SBY menghormati Presiden Joko Widodo sebagai kepala negara, yang sedang mengemban amanah saat ini.

“Artinya, ketiga pertemuan itu inisiatif datang dari Presiden Joko Widodo. Bukan atas inisiatif Bapak SBY apalagi meminta waktunya malam hari,” ungkapnya. Darizal Basir juga menjelaskan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat AHY membantah sering ke istana sebagaimana pernyataan yang yang disampaikan Presiden Joko Widodo tersebut.

“Selama 3,5 tahun terakhir ini, Ketua Umum Partai Demokrat AHY hanya pernah satu kali bertemu Presiden Joko Widodo, yakni tanggal 9 Maret 2021 (sekitar 2 tahun lalu),” ungkapnya.

Ditambahkan Darizal bahwa pertemuan itu atas permintaan pihak istana dan tempat yang dipilih adalah Istana Bogor, dan waktu yang ditentukan adalah malam hari. “Jadi waktu pertemuan yang malam hari itu juga bukan atas permintaan Ketua Umum Partai Demokrat AHY. Namun, sebagaimana sikap Bapak SBY yang menghormati Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Negara, demikian juga sikap Ketua Umum AHY ketika itu,” ujarnya.

Diungkapkan Darizal, sebenarnya pihak Istana menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo ingin bertemu dengan Bapak SBY dengan tujuan untuk memberikan klarifikasi atas apa yang dilakukan Kepala Staf Presiden Moeldoko tentang gerakannya untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.

“Waktu itu, Bapak SBY menjawab bahwa yang paling tepat untuk mendengarkan penjelasan Presiden Joko Widodo adalah Ketua Umum AHY. Singkat kata, AHY diundang untuk hadir di Istana Bogor tanggal 9 Maret 2021 malam hari,” jelasnya lagi.

Dalam pertemuan dengan AHY di Istana Bogor malam itu, Presiden Joko Widodo dengan didampingi oleh Mensesneg Pratikno menjelaskan bahwa beliau tidak tahu menahu dengan apa yang dilakukan oleh KSP Moeldoko untuk mengambil alih Partai Demokrat. Begitulah pengakuan dari Presiden Joko Widodo yang disampaikan kepada Ketua Umum AHY.

Empat kali pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan tokoh Partai Demokrat, Bapak SBY dan Ketum AHY, terjadi 2-3 tahun yang lalu. Pertemuan-pertemuan itu bukan yang sering digambarkan oleh publik sebagai pertemuan politik yang lazim dilakukan Presiden Joko Widodo dengan partai-partai politik pendukung pemerintah.

“Melalui penjelasan ini, diharapkan insan media dan masyarakat luas mengerti duduk persoalan yang sesungguhnya, dan tidak memiliki praduga yang tidak baik kepada Partai Demokrat seolah-olah Partai Demokrat juga ikut mencari jalan untuk bertemu Presiden Joko Widodo dan meminta waktunya malam hari. Kalau tidak diklasifikasi, bisa saja Partai Demokrat dituduh “kucing-kucingan” yang semua itu tidak pernah kami lakukan,” tegasnya.

Darizal Basir juga menambahkan jika ada perbedaan pendapat dengan pihak Istana, Partai Demokrat termasuk Bapak SBY dan Ketum AHY siap untuk “dikonfrontir” baik dengan Presiden Joko Widodo maupun pembantu-pembantunya. “Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menjadi perhatian luas masyarakat ini, sangat penting disampaikan agar kebenaran tegak di negeri yang kita cintai ini,” jelasnya. (yon).

What do you think?

Written by Julliana Elora

Ratusan Peserta Antusias Ikuti Seminar Kewirausahaan “Lokalitas Beridentitas”

Kocak dan Seru! Trailer dan Poster “Onde Mande!” Resmi Dirilis