Mata kiri Novel Baswedan terancam buta. Mata kiri Novel itu kini hanya berwarna putih, sama sekali tidak bisa dipakai melihat. Jaringan di mata kirinya sudah rusak. Sudah 100 hari penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu berada di rumah sakit, setelah ia disiram air keras oleh dua orang tak dikenal pada 11 April lalu. Serangan yang diyakini sangat berkaitan dengan kerja-kerja Novel memburu para koruptor.
Sejak peristiwa serangan biadab itu, ribuan orang dari berbagai daerah menggelar aksi dukungan untuk Novel Baswedan dan KPK. Kemarin puluhan orang, termasuk istri Novel Baswedan, bergabung dengan pegawai dan pimpinan KPK. Mereka menggelar aksi doa bersama untuk kesembuhan salah satu penyidik terbaik yang dimiliki KPK. Publik yang masih waras dan tak mau negara jatuh pada koruptor, jelas berada satu barisan dengan Novel dan KPK yang tengah digempur serangan balik koruptor dan kroni-kroninya. Teror terhadap Novel adalah teror terhadap KPK, dan teror pada semua orang yang muak dengan ulah koruptor.
Dukungan publik tidak boleh surut. Apalagi, polisi tidak kunjung menangkap dan memproses hukum pelaku teror terhadap Novel Baswedan itu. Perburuan terhadap pelaku penyerangan Novel Baswedan adalah pertaruhan besar bagi polisi, juga bagi negara. Penangkapan pelaku maupun dalangnya bukan hanya untuk memberikan keadilan bagi Novel Baswedan, tapi juga untuk memastikan bahwa negara tidak kalah terhadap serangan balik koruptor.
Jika pelaku serta dalangnya tak bisa dihukum, bisa jadi Novel betul: ada orang kuat bermain di kepolisian. Dan itu artinya, negara dalam bahaya.