Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso (kedua kiri) bersama Gubsu HT Erry Nuradi (keduakanan), Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari (kanan) dan Kepala BNN SumutBrigjen Pol Andi Loedianto memperlihatkan barang bukti narkoba ketika pemusnahan narkobadi Lapangan Merdeka Medan, Kamis (19/10). ( Repro/ WSP/Rizky Rayanda/B )
MEDAN ( Berita ) : Aparat jangan pernah takut menembak mati Bandar (BD) narkoba. Pasalnya, mereka telah membunuh banyak generasi muda dan layak disebut pengkhianat bangsa. “Para bandar layak ditembak mat dan dibuatkan kuburan khusus,” tegas Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Budi Waseso (Buwas).
Hal itu dikatakannya dalam acara pemusnahan barang bukti sabu-sabu 191 kg, 43.450 butir ekstasi dan 520 kg ganja, di Lapangan Merdeka Medan, Kamis (19/10). Namun, Buwas mengingatkan jajarannya agar menggunakan senjata api dengan baik dan benar.
Senjata api tidak boleh sembarangan digunakan pada situasi tertentu. Buwas mengatakan jajaran BNN tidak perlu takut. Tindakan tegas di lapangan harus ter sdigalakkan. “Urusan salah benar itu nanti di akhirat. Biar Tuhan yang menghukumnya,” tuturnya.
Mantan Kabareskrim Mabes Polri ini mengungkapkan dirinya juga tidak khawatir dengan tudingan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang sering dialamatkan terhadap personel yang melakukan pemberantasan narkoba. “Bandar narkoba membunuh ribuan nyawa manusia, kita diberikan senjata untuk menembak bukan untuk main-main,” katanya.
Pada kesempatan itu, Buwas juga mengukuhkan Satgas Pemberantasan Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. Kepala BNN RI menyampaikan bahwa, kegiatan hari ini sebagai langkah dalam rangka pencegahan bahaya narkoba untuk tingkat PAUD dan SD.
Pengukuhan Satgas sebagai wujud nyata sinergitas dan kepedulian Pemda untuk penanggulangan narkoba di Sumut. Diharapkan ini menjadi motivator bagi provinsilainnya.
BNN dengan kepolisian dibantu TNI dalam penanggulangan narkoba selama ini,sudah membuktikan sinergitas dalam rangka penanggulangan narkoba.”Masalah narkoba, tidak bisa dilakukan hanya oleh BNN, Kepolisian, Bea Cukai saja dibantu oleh TNI,” ujarnya.
Buwas mengajak seluruh pihak baik TNI,Polri maupun Bea Cukai untuk terus bersinergi melakukan pemberantasan narkoba yang menjadi musuh bangsa. Khususnya TNI merupakan bagian dari BNN, dibuktikan dengan sudah adanya anggota TNI aktif yang menjadi kepala BNN.
Perang adalah urusan TNI, tapi ketikaTNI akan dilibatkan dalam penanganan masalah bangsa seperti masalah narkoba selalu ada pihak terutama HAM yang bersuara negatif,yang malah cenderung melemahkan aparat yang ingin menyelamatkan generasi bangsa.
Sasarannya anak TK/SD
Menurut Buwas, Aceh, Sumut, Kepri, Kalbar dan Kaltim merupakan gerbang masuknya narkotika. 70 sampai 80 persen pelaku kejahatan di Lapas terkait masalah narkotika. Sisanya 30 persen terlibat teroris, korupsi, dan kriminal lainnya.
Saat ini ada 72 jaringan internasional dan 11 negara yg aktif mensuplai narkoba. Mayoritas produk narkoba dari China sebanyak 250 ton sabu masuk ke Indonesia di tahun 2016.
Tahun 2016, sebanyak 3,4 ton sabu yang baru berhasil diamankan. Sampai hari ini tidak ada reaksi kita yang luar biasa, negara kita tidak pernah protes kepada negara pemasok (China dan Belanda).
Keuntungan dari narkoba untuk melakukan operasi regenerasi pangsa pasar penyalahgunaan narkoba. Terutama sasarannya kalangan PAUD/TK, SD dan SMP. Negara kalah cepat dengan jaringan narkoba. Bahkan contohnya di NTB, ada bayi 1,5 tahun sudah terkontaminasi narkoba.
Di China harga sabu Rp 200 juta/kg, setelah di Indonesia di obral Rp 1 miliar. Dengan kondisi ini tentunya Indonesia menjadi pangsa pasar terbaik bagi narkoba. “Narkoba masih dianggap enteng oleh kita, padahal masalah narkoba ini sudah merupakan masalah yang luar biasa. Selama ini berfikir masalah narkoba sudah ada yang menangani/beranggapan yang penting ada,” ujarnya.
Jika penanganan yang dilakukan oleh BNN gagal, dan sikap kita bangsa Indonesia biasa-biasa saja, maka Indonesia ke depan akan kehilangan generasi yang sehat dan bisa diandalkan untuk menjadi SDM yang mampu memimpin Indonesia, sehingga pimpinan-pimpinan pemerintahan di Indonesia ke depan bisa impor.
Contoh China, mengalahkan Inggris dulu dengan candu. Rincian barang bukti yang dimusnakan adalah 191 kg sabu dikemas dalam teh produksi China, 520 kg Ganja kering siap edar dari Aceh sebagai hasil penyitaan TNI sebanyak 20 kg, 43.450 ribu pil ekstasi asal Amsterdam Belanda dan lokal.
Saat ini sudah diproduksi di Indonesia terutama produk rumahan. Masuk ke RI berupabahan baku. Pelaku yang ada di tunjukkan hari ini, setelah dihukum akan kembali ke masyarakat dan pasti akan kembali melakukan aktivitasnya dalam penyalahgunaan dan penggunaan narkoba. Para pelaku ini tidak ada menunjukkan rasa penyesalan di wajahnya.
Gubsu HT Erry Nuradi yang turut hadir menyampaikan di perkirakan saat ini di dunia sudah beredar 348 jenis narkotika baru. Hasil penelitian BNN, di angka 2,2 persen dari jumlah penduduk usia produktif yang terkontaminasi narkoba.
Di Indonesia sudah mencapai 15 ribu jiwa melayang/tahun karena narkoba usia diproduktif 24-30 tahun.“Upaya yang kita lakukan adalah sosialisasi bahaya narkoba ke 10 dapil hasil reses anggota DPRD Sumut.
Penandatanganan kesepakatan antara Pemprovsu dengan aparat TNI-Polri, BUMN/BUMD, Universitas, instansi pemerintahan seperti Kemenkum HAM untuk bersama-sama memberantas narkoba,” ujarnya.
Sementara pada acara itu narkoba sabu dan ekstasi dimusnahkan dengan alat di dalam mobil milik BNN. Sedangkan ganja dimusnahkan dengan cara dibakar. Turut hadir Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari, WaliKota Medan Dzulmi Eldin dan sejumlah pejabat lainnya. (WSP/czal/K)