M. Zuhrizul Chaniago
Ketua Umum IATTA Sumbar
Adanya rumah makan bernama Babiambo yang melayani pemesanan via online dan menjual menu dengan membawa brand masakan Padang jelas merugikan. Pasalnya, brand halal masakan Padang sudah dikenal di seluruh dunia. Masakan Padang itu identik dengan makanan halal.
Tindakan yang dilakukan oleh pelaku harus diberikan sanksi tegas dan diproses secara hukum oleh aparat penegak hukum agar hal yang sama tidak terjadi lagi di kemudian hari karena telah merugikan orang lain secara bisnis.
Seluruh masakan Padang yang menjadi salah satu khazanah kuliner dunia dan salah satu menu utamanya adalah rendang harus tetap terjaga dengan label halalnya. Apalagi sudah tertanam di masyarakat dan pencinta kuliner dunia.
Silakan saja pelaku kuliner buat rendang babi, dendeng babi, sate babi atau apapun menu yang bahan dasarnya babi tapi jangan bawa-bawa nama “masakan Padang”.
Seluruh dunia tahu bahwa masakan Padang halal. Seluruh restoran masakan Padang yang tersebar di berbagai negara dan para konsumen sudah meyakini setiap masakan Padang adalah halal dan tidak pernah menjual dengan bahan dasar babi dan bahan-bahan non-halal lainnya.
Jangan sampai pembiaran oleh pemerintah akan merugikan para pelaku usaha masakan Padang yang membuat orang ragu dan enggan untuk makan di rumah makan Padang.
Semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi. Boleh berbisnis dan itu hak warga negara, tapi tetap punya etika dan jangan merugikan orang lain. Bagi konsumen, isu halal dan non-halal ini sangat sensitif karena menyangkut keyakinan dan inilah substansi dari toleransi itu sesungguhnya.(*)
