Palembang, BP–Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Djayo Wikramo RM Fauwaz Diraja, SH, Mkn menerima kunjungan dari duta budaya dari Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum) UIN Raden Fatah, Palembang, Jumat (15/11), di Rumah Adat Kesultanan Palembang Darussalam di Jalan Sultan Muhammad Mansyur, Palembang.
Turut hadir sejarawan Sumsel Kemas Ari Panji dan jajaran Kesultanan Palembang Darussalam, perwakilan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, Ahmad Barkah
Perwakilan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, Ahmad Barkah, mengatakan, pihaknya mengajak 10 pasangan duta budaya untuk berkenalan langsung dengan Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Djayo Wikramo RM Fauwaz Diraja SH Mkn dalam rangka bersilaturahmi dan menimba ilmu dan mengenal langsung Kesultanan Palembang Darussalam.
“Kami juga membawa itikad baik agar dapat mengenal lebih dalam lagi bagaimana dari perkembangan dari budaya kota Palembang, izinkan kami untuk belajar pada pagi hari ini di kediaman paduka dalam rangka menimba ilmu berkaitan Islam melayu nusantara khususnya Palembang Darussalam,” katanya.
Dia menilai dahulu Palembang merupakan memiliki Kesultanan yang megah dan besar serta diakui di nusantara.
“Dan saat ini kita berada disini merupakan sebuah kemuliaan dan kehormatan bagi kami untuk hadir dihadapan keturunan langsung dan menimba langsung ilmunya, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Djayo Wikramo RM Fauwaz Diraja SH Mkn, kita lihat saja dari ornamen , bangunan, suasana dan sebagainya memperlihatkan bahwasanya kemegahan Kesultanan Palembang Darussalam tidak dapat dipungkiri dari sejarah nusantara,” katanya.
Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Djayo Wikramo RM Fauwaz Diraja SH Mkn dalam kesempatan tersebut sempat memaparkan sejarah berdirinya Kesultanan Palembang Darussalam, selain itu SMB IV juga mengapresiasi kedatangan duta budaya Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang.
“Selamat datang adik-adik duta budaya,” kata Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Djayo Wikramo RM Fauwaz Diraja, SH, Mkn.
Sedangkan sejarawan Sumsel Kemas Ari Panji juga memaparkan materi sejarah Kesultanan Palembang Darussalam.
“SMB IV ini hanya melanjutkan dari leluhurnya dan dia menjadi penjaga sejarah dan budaya kita, jangan sampai nanti hilang, kalau tidak dijaga orang main slonong boy, main caplok, main ambil, kalau ada penguasanya izin dulu, kita setuju muncul tokoh adat untuk menjaga aset-aset adat dan budaya Palembang,” katanya.
Dan acara diakhiri pemberian pin penghargaan kepada wartawan Harian BeritaPagi, sejarawan Sumsel Kemas Ari Panji, serta dilanjutkan dengan makan bersama. #osk
in Nasional