Pada ajang Java Jazz ini, Dwiki Dharmawan akan tampil bersama grup barunya bernama “Dwiki Dharmawan Pasar Klewer”. Pianis, keyboardist, composer, dan arranger Tanah Air ini akan berkolaborasi dalam grup yang diberi nama Pasar Klewer, bersama sejumlah musisi international seperti Gilad Atzmon (Clarinet/Sax), Yaron Stavi (Upright Bass), Leonardo Pavkovic (Drum), Nicolas Meier (Gitar), dan Boris Savoldelli (Vocal).
“Kita akan coba bawakan semua lagu di album Pasar Klewer ini, seperti Spirit of Peace, Forest, London in June, Bubuy Bulan, dan Semua Purnama. Kita akan coba bawakan semuanya, tapi kalau waktunya tidak cukup mungkin cuma empat atau lima lagu saja, karena musiknya memang panjang-panjang,” ujar Dwiki, di Hotel Borobudur, Jakarta, baru-baru ini.
Grup musik yang digagas Dwiki bersama sejumlah musisi asing ini memang dinilai telah berhasil menggabungkan gaya liar beragam musik yang penuh dengan improvisasi, yang memadukan sistem gamelan dan melodi tradisional Indonesia dengan sistem diatonis Barat. Diperkirakan, aksi Pasar Klewer di Java Jazz 2017 ini akan mencuri perhatian pecinta musik Tanah Air.
Berbeda dengan grup musik Dwiki sebelumnya, salah satu pendiri grup musik Krakatau ini mengemas lagu tradisional yang dipadu sejumlah genre musik dan dirilis di luar Indonesia. “Yang membedakan tentunya karena ini sekaligus juga album saya yang pertama kali di luar, di Eropa, yang akan dibawakan di Indonesia. Karena selama ini saya hanya tampilkan di negara-negara eropa saja. Saya senang sekali karena bisa dibawakan di Java Jazz ini, dan semua pemainnya pun bermukim di London,” jelas Dwiki.
Projek musik Dwiki di luar Krakatau Reunion band ini cukup dinanti penampilannya di ajang Java Jazz kali ini. Sesuatu yang baru dilahirkan oleh salah satu musisi jazz handal Tanah Air ini agaknya akan dapat memukau penikmat musik lokal maupun mancanegara yang hadir di Java Jazz 2017. Dwiki juga bercerita, penampilannya nanti tak akan jauh beda dengan apa yang ada di album perdana Pasar Klewer yang telah dirilis.
“Ini memang agak hybrid ya, ada nuansa Jawa, nuansa Sunda, nuansa Arabic, tapi kita tetap dalam konteks jazz, dan itu eksplorisasinya luas sekali. Banyak melodi-melodi bagus yang ditemukan dari percampuran itu. Saya sebagai orang Indonesia merasa bangga sekali karena memiliki banyak ide yang bisa dilahirkan. Indonesia itu sumber inspirasi musik, dan musiknya itu bisa disebarkan ke seluruh dunia,” pungkas Dwiki. yzd/S-2