in

Ekonomi Jepang Diperkirakan Berkontraksi 4,5 Persen

TOKYO – Pemerintah Jepang memperkirakan produk domestik bruto (PDB) riil negara tersebut pada tahun fiskal 2020 (periode April 2020 hingga Maret 2021) akan berkontraksi sekitar 4,5 persen. Perkiraan tersebut sekaligus merevisi perkiraan sebelum pandemi Covid-19 yang diproyeksi­kan tumbuh 1,4 persen.

Seperti diberitakan harian Nikkei, pada Rabu (29/7), menyebutkan mes­kipun berkontraksi pada 2020, peme­rintah optimistis pertumbuhan eko­nomi negara tersebut bisa tumbuh 3,5 persen di tahun fiskal berikutnya atau 2021. Hal itu seiring dengan keyakin­an pengelolaan penyebaran virus ko­rona dan kegiatan ekonomi akan lebih seimbang di tahun mendatang.

Pemerintah Negeri Sakura itu se­belumnya menetapkan target untuk meningkatkan PDB nominal menjadi 600 triliun yen pada 2020, namun tar­get tersebut seperti dilaporkan akan ditunda hingga sekitar 2023.

Dalam jajak pendapat yang digelar Reuters, ekonomi Jepang disebut akan mengalami kontraksi 5,3 persen pada tahun fiskal ini dan meningkat 3,3 persen pada tahun fiskal berikutnya.

Jepang sendiri telah mengge­lontorkan dana besar untuk mena­ngani krisis akibat pandemi Cov­id-19. Negara itu telah menghabiskan 2,2 triliun dollar AS dalam dua paket stimulus untuk memerangi pandemi.

Kinerja tahun fiskal 2020 memang belum resmi diumumkan, namun Bank of Japan (BoJ) memprediksi PDB minus 4,7 persen.

Kontraksi Tajam

Lembaga pemeringkat Fitch meski menegaskan peringkat Jepang tetap di level A, namun merevisi prospek peringkat utang valas jangka panjang Jepang dari stabil menjadi negatif, akibat kontraksi ekonomi domestik karena Covid-19.

“Pandemi Virus Covid-19 menye­babkan kontraksi ekonomi yang ta­jam di Jepang, meskipun pada awal­nya negara itu mampu membendung virus,” kata Fitch seperti dikutip Re­uters, Rabu (29/7).

Jepang diperkirakan mengalami kontraksi tajam pada kuartal II-2020 karena Covid-19 yang memukul per­mintaan global. Selain itu, pemerin­tah juga memberlakukan keadaan darurat nasional pada pertengahan April hingga akhir Mei yang menye­babkan perlambatan aktivitas kon­sumsi dan bisnis.

Meski pemerintah telah mencabut status darurat, peningkatan infeksi baru-baru ini dapat memberikan te­kanan baru pada ekonomi Jepang. Fitch memproyeksikan ekonomi Je­pang menyusut 5 persen pada 2020 dan akan rebound tumbuh 3,2 persen pada tahun 2021.

Fitch mengatakan dukungan fis­kal Jepang dan pemulihan permin­taan eksternal yang diharapkan akan membantu ekonomi untuk kembali ke pertumbuhan triwulanan pada pa­ruh kedua 2020.

Defisit fiskal yang lebih besar pada tahun 2020 dan 2021 akan menambah secara signifikan utang publik. “Pros­pek negatif mencerminkan bahwa rasio utang yang lebih tinggi dan risi­ko penurunan terhadap prospek eko­nomi,” kata Fitch. n uyo/ers/Rtr/E-9

What do you think?

Written by Julliana Elora

Dansatgas Karhutla Beserta Jajaran Cek Kesiapan Pesawat

Sastrawan Ajip Rosidi Berpulang