JAKARTA – Riset dan edukasi yang handal menjadi salah satu prasyarat mutlak lahirnya kebijakan yang mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar). Akumulasi ilmu pengetahuan penting dalam proses perumusan kebijakan sekaligus mendukung lahirnya terobosan kebijakan eksyar yang membawa dampak positif terhadap perekonomian.
Demikian disampaikan Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, dalam pembukaan forum 5th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) 2019, sebagai rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 di Jakarta, Selasa (12/11).
Forum tersebut diharapkan dapat memperluas wawasan guna mendukung perumusan kebijakan menuju realisasi penuh ekonomi dan keuangan syariah sebagai mesin baru untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif, sejalan dengan tema besar ISEF 2019, Sharia Economy for Stronger and Sustainable Growth.
Wakil Menteri Keuangan Malaysia, Dato’ H. Amiruddin bin Haji Hamzah dalam kesempatan itu menyatakan bahwa saat ini waktu yang tepat untuk mengeksplorasi solusi inovatif yang dapat ditawarkan dari keuangan syariah untuk membangun masa depan berkelanjutan.
IIMEFC merupakan forum yang mempertemukan beragam ide dan pemikiran cendekiawan dari seluruh dunia sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan dan inklusif.
Lebih lanjut, Dody mengatakan guna mendukung ekosistem pembelajaran di bidang eksyar, sejak 2015, BI meluncurkan Journal of Islamic Monetary Economics and Finance (JIMF). Selanjutnya, dilaksanakan JIMF Call for Papers sebagai rangkaian kegiatan IIMEFC di ISEF 2019. JIMF Call for Papers merupakan kegiatan rutin tahunan BI dalam format diskusi, pembahasan ilmiah dan showcase hasil penelitian terkini dari para peneliti, dosen, pemerhati keuangan syariah, dan pelaku keuangan syariah.
bud/E-10