“Kementerian Pariwisata akan menerapkan CHSE atau Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan),”ujar Hariyanto Senayan, Jakarta, Senin, (30/11).
Hal itu kata dia untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka mencegah episenter baru selama masa pandemi.
Hariyanto mengatakan sektor pariwisata merupakan ujung tombak dan pondasi bagi perekonomian nasional.
Usaha yang dilakukan seluruh komponen keparawisataan yakni berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi nasional selama pandemi Covid-19.
“Jadi, pariwisata sangat berkontribusi. Karena di situ ada PDB, tenaga kerja dan nilai tambah di ekonomi itu sendiri. Devisa pariwisata menjadi penyumbang signifikan terhadap perekonomian nasional,” tandasnya.
Ditambahkan, sektor periwisata menjadi koor ekonomi nasional, berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.
“Kita tidak pernah tahu Covid-19 berakhir, trend positif Covid-19 masih tinggi. Titik balik atau fase pertama kita belum lalui,”tutur Hariyanto.
Walaupun virus corona belum berakhir, Hariyanto memastikan pembangunan kepariwisataan tetap berjalan berlandaskan CHSC dalam situasi pandemi Covid-19.
“Bagaimana kita kembangkan. Ya kita fokus kepada CHSC, dimana kegiatan keparawisataan baik destinasi, produk usaha dan industri itu seluruhnya mengacu pada aspek kebersihan, kesehatan keselamatan dan kelestarian lingkungan,”kata Hariyanto.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mendukung kebijakan CHSC yang diterapkan Kementerian Pariwisata di tengah Pandemi Covid-19.
“Apa yang disampaikan Pak Hariyanto itu merupakan suatu data bahwa sektor pariwisata yang paling terpuruk. Komisi X DPR juga dukung anggaran, termasuk mempromosikan, membantu mempromosikan program Kementerian Pariwisata sesuai dengan kondisi saat ini,” jelas Dede Yusuf.#duk
in Nasional