ALLAH SWT sudah mengatur dan menentukan langkah hamba-Nya, mulai dari sebelum manusia diciptakan hingga nantinya kembali kepangkuanNya. Terakhir tergantung bagaimana makhluk ciptaanNya mampu menyusuri jalan yang telah di tetapkan.
Tausiah tersebut disampaikan oleh Ustaz H Amora Lubis dalam pengajian rutin per bulan Majelis Taklim Indonesia (MTI) Kota Padang di Masjid Al Hijriyah, Minggu (23/10). Ia mencontoh akhlak mulia Nabi Muhammad SAW dalam menjalani kehidupan di dunia, adalah cara yang paling tepat untuk mendapatkan kebahagiaan.
“Dengan begitu banyaknya akhlak mulia yang bisa dijadikan cermin oleh kita semua, Insya Allah kita akan diberikan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak,” ujarnya.
Ia menyebutkan, Rasulullah SAW memiliki tugas utama, yaitu memperbaiki akhlak manusia. Adapun manusia yang dimaksudkan yaitu manusia yang jahiliyah. Manusia yang amat menentang untuk mengikuti ajaran Allah, dan tidak ingin masuk Islam.
“Beberapa orang memahami jahiliyah adalah orang yang menyembah berhala. Sementara dari segi bahasa artinya dia tidak memiliki pengetahuan, ketertinggalan, tidak punya keahlian,” lanjutnya.
Ada pun 4 perkara ini merupakan sumber kesengsaraan bagi umat. Manusia menjadi sangat tidak tertata, tidak beradab, ketika mereka melanggar 4 perkara ini, yang disampaikan oleh Ustaz Amora.
Pertama, prasangka jahiliyah, itulah suudzan kepada Allah yang merupakan lambang kerusakan hati dan aqidah. Dan semua kerusakan aqidah di tengah umat. Memiliki prasangka yang buruk tentang Allah SWT.
“Kedua, hukum jahiliyah, itulah setiap aturan yang melanggar syariat. Yang merupakan sumber kerusakan tatanan masyarakat. Ketika manusia dibiarkan meraba untuk membuat aturan sendiri dengan spekulasi akalnya, bisa dipastikan akan ada banyak kezaliman dan ketimpangan. Sehingga mereka butuh aturan syariat, agar mareka bisa lebih terkendali,” jelasnya.
Ustad Amora menambahkan, perkara ketiga, yaitu tabarruj jahiliyah, yaitu orang-orang yang suka memperlihatkan keindahan tubuhnya kepada orang banyak. Dimana hal ini jelas merupakan kerusakan bagi seorang perempuan.
“Seperti yang kita lihat sekarang banyak perempuan-perempuan yang pamer tanpa hijab, berjoget-joget di sosial media semacam tiktok dan sebagainya, ini jelas sudah termasuk mempertontonkan auratnya kepada khalayak ramai,” terangnya.
Ketika seorang perempuan dibiarkan bebas, tidak dijaga kehormatannya, pamer aurat di sembarang tempat, maka maksiat akan mewabah di tengah masyakat. Artinya perempuan yang tidak menutup aurat akan sangat mudah memancing kemaksiatan.
“Terakhir adalah, fanatisme jahiliyah. Maksudnya adalah orang yang begitu memihak kelompoknya meskipun ia jelas tahu bahwa yang dilakukan kelompoknya bukanlah kebenaran,” sambungnya.
Dia menyampaikan, orang-orang seperti itulah yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW untuk dibawa ke jalan Allah SWT. Mengikuti ajaran Allah, memangku agama Islam, agama yang disempurnakan untuk hamba-Nya. (cr4)