Garuda Satu Kali Delay
Pemberangkatan calon jamaah haji Indonesia terus berlangsung. Total jamaah yang sudah di Arab Saudi adalah 40.558 jemaah atau sudah 100 kloter.
Menurut data yang dimiliki oleh Panitia Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan, ada 27.361 jamaah yang berisiko tinggi. Jamaah dengan usia diatas 60 tahun dan mengidap penyakit sejumlah 8.560 orang. Yang paling banyak adalah yang di bawah 60 tahun dengan penyakit, yakni 16.624 orang. Sisanya adalah mereka yang berusia lebih dari 60 tahun tanpa penyakit.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH dr Etik Retno Wiyati mengatakan bahwa tim mobile di Bandara Madinah menemukan 32 jemaah yang mengalami permasalahan kesehatan. Diagnosa terbanyak adalah hipertensi, nyeri sendi lutut, diare, vertigo, serta dehidrasi. “Dua jamaah harus dirujuk ke RS Arab Saudi,” ujarnya.
Sementara itu ada enam jamaah yang meninggal dunia. Masing-masing berasal dari embarkasi Surabaya, Solo, dua dari Medan, Jakarta, dan Makasar. “Ada lima orang yang terkena jantung,” terangnya.
Sementara itu maskapai nasional Garuda Indonesia telah berhasil memberangkatkan 62 kloter dengan jumlah jemaah sebanyak 24.102 jamaah. Garuda Indonesia juga telah berhasil mencatatkan tingkat capaian “On Time Performance (OTP)” sebesar 98.39 persen.
“Mengalami delay pada 1 penerbangan di embarkasi Jakarta selama 45 menit,” Pelaksana Harian VP Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Hengki Heriandono.
Pada pelaksanaan operasional penerbangan haji tahun 2017/1438H, Garuda Indonesia menyiapkan sebanyak 14 pesawat berbadan lebar (wide body). Pesawat tersebut terdiri dari pesawat Boeing 747-400, lima pesawat Boeing 777-300 ER, dan enam pesawat Airbus 330-300.
Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tetap menggunakan pesawat B777 meski ada beberapa hambatan di beberapa bandara. Penggunaan pesawat jenis boeing 777 (B777) juga dinilai positif.
Budi mengatakan bahwa pesawat ini mampu terbang direct. Artinya tidak perlu untuk berhenti di bandara lain sebelum sampai Arab Saudi. “Sekali angku bisa lebih dari 500 orang. Sehingga ini sangat efisien sekali,” ujarnya.
Mengenai perpindahan dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Bandara Soekarno Hatta, Budi mengatakan bahwa tidak ada masalah. Budi Karya mendapatkan masukkan dari PT Angkasa Pura bahwa landasan pesawat di Soetta mampu menahan required take-off weight (RTOW) sekitar 360 ton.
“Tadi saya cek kalau Garuda maksimal 280 (ton, red),” ucapnya. Sehingga untuk take off maupun mendarat diharapkan tidak akan ada masalah seperti di Bandara Halim.
Untuk Peningkatan Pelayanan
Di sisi lain, anggota DPR RI Komisi VIII asal Sumbar Agus Susanto menyebutkan bahwa usulan Presiden Jokowi menginvestasikan dana haji untuk membiayai pembangunan infrastruktur, merupakan hal positif. Mengingat hasil pengelolaan uang tersebut akan menghasilkan keuntungan yang berguna untuk pembenahan fasilitas jamaah haji itu sendiri.
Politisi PDIP ini mengemukakan itu sewaktu melepas jamaah calon haji (JCH) Kloter 6 Embarkasi Padang asal Padang dan Pasaman Barat di Asrama Haji, Parupuak Tabiang, Rabu (2/8) malam.
“Dana haji itu sekitar Rp 100 triliun. Bila diinvestasikan dalam bentuk bunga cuma 6 persen, sementara jika dikelola misalnya pembangunan tol hasil keuntangannya lebih besar,” ujar dia.
Secara teknis, menurut dia, total dana yang dibutuhkan tiap JCH mencapai 86 juta per orang. Hal itu sudah masuk dari persiapan manasik, panitia pengelola, penerbangan, fasilitas selama di tanah suci hingga pemulangan. “Sementara JCH kita membayar sekitar Rp 35 jutaan dan itupun kadang dikembalikan sekitar Rp 5 juta,” tegasnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.