Walaupun cita-cita sebagai seorang dokter ketika masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) tidak kesampaian akibat keterbatasan kemampuan ekonomi orangtua, namun tidaklah membuat Erisman, 56, warga Kampung Asam Kamba, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) ini patah semangat.
Sebab dia menyadari bahwa sebagai seorang petani yang menghidupi 10 orang anak ketika itu, sangat sulit bagi ayahnya Muhammad Nur (alm) dan ibunya Ender (alm) untuk menyalurkan cita-cita anak nomor limanya ini menjadi seorang dokter.
Namun berkat motivasi dan juga dorongan orangtua agar memilih kuliah di IKIP Padang dengan Jurusan Kimia tahun 1989, dan melanjutkan S1 ke UNRI tahun 1999 dengan jurusan yang sama. Hingga menghantarkan bapak tiga anak ini menjadi guru.
Berbagai prestasi pun berhasil dia raih untuk mengharumkan nama sekolah dan daerahnya baik di tingkat provinsi hingga ke tingkat nasional. Sekarang suami dari Efi Nugraheni, 52, itu sudah merasakan ketenangan dan juga kepuasan sebagai seorang guru. Saat ini dia juga dipercaya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA N 2 Painan, tepatnya sejak 3 Januari 2022 lalu.
“Jadi guru kata ayah dan ibu saya amalnya selalu mengalir walau kita sudah tiada. Setelah saya renungi dan saya ikuti kata-kata orang tua saya saya itu, ternyata memang merasa senang dan bahagia menjadi guru. Setiap hari saya bisa selalu bertemu dengan siswa untuk menyalurkan ilmu yang saya tuntut, serta juga terus berinovasi untuk kemajuan pendidikan ke depan yang amalnya akan terus mengalir sepanjang masa,” ungkap Erisman, ketika dikunjungi Padang Ekspres Kamis (28/7) lalu ke SMAN 2 Painan.
Sejak mulai diangkat menjadi guru PNS tahun 1990 di SMAN 1 Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau, hingga kini dia bertugas di SMAN 2 Painan, banyak prestasi dan juga kepercayaan jabatan yang sudah dipegang hingga juga sudah beberapa kali pula menjadi kepala sekolah baik di SMA maupun di SMK tempat dia bertugas.
“Karena semua itu saya jalani dengan penuh keikhlasan dan juga sungguh-sungguh. Sehingga ketika pindah tugas sebagai guru di SMAN 2 Painan tahun 2009 lalu, tetap membuat saya bahagia. Walaupun sebelumnya saya seorang kepala sekolah di SMKN Pangkalan Lesung tahun 2005-2007, dan kepala SMAN 1 Bandar Seikijang tahun 2007-2008,” katanya.
Dia mengatakan bahwa memberikan motivasi terhadap siswa agar tercipta generasi yang berkualitas untuk diterima pada Universitas dengan jurusan bergengsi, merupakan tekad dan keinginan yang selalu muncul dalam pikiran setiap harinya.
“Beranjak dari keinginan itu, sehingga saya selalu memberikan dorongan kepada semua siswa dan juga teman-teman sesama guru untuk terus berinovasi agar kualitas pendidikan di sekolah ini semakin membaik. Hal itu tentu diawali dengan diri kita sendiri sebagai tenaga pendidik melalui berbagai prestasi pula. Dan itu memang kita tunjukkan baik prestasi di tingkat daerah, provinsi dan juga nasional,” ucapnya.
Dalam keluarga, ayah Ilham Risfi, 27; Muhammad Iqbal Risfi, 23 dan Muhammad Nazir Risfi, 19, yang saat ini tinggal di Nagari Painan Selatan ini memang tergolong paling pintar dibanding 9 saudara lainya. Sebab sejak duduk di bangku SD tahun 1980, hingga menyelesaikan S2 Teknologi Pendidikan UNP tahun 2006, selalu mendapatkan nilai tinggi.
Hal itu dibuktikan dengan perjalanan karirnya mulai dari pengawas Ebta/ebtanas tahun 1990, hingga menjadi guru, wakil kepala sekolah dan menjadi kepala sekolah. Karena menjadi pahlawan tanpa tanda jasa itu merupakan dorongan dari orangtua, dan juga sudah menjadi tekad karena ingin membahagiakan orangtua, sehingga di manapun ditugaskan menjadi seorang guru tidaklah menjadi penghalang.
“Sebab di manapun mengabdi, saya akan tetap mengimplementasikan segala ilmu dan pengalaman yang sudah saya tuntut ini kepada anak bangsa di manapun berada dengan sepenuh hati,” imbuhnya.
Teman Erisman, Apriol, M.Pd yang juga guru jurusan Bahasa Indonesia SMAN 2 Painan, mengakui bahwa sesama guru, Erisman memang memiliki banyak prestasi yang mambanggakan di sekolah itu.
“Bapak Erisman adalah seorang guru sederhana yang bisa bergaul dengan semua orang. Beliau adalah guru yang ramah dan pintar. Banyak prestasi yang beliau raih baik di tingkat daerah, provinsi bahkan nasional. Selain melakukan berbagai penelitian, beliau juga menghasilkan beberapa karya tulis buku kimia sukses. Hasil karyanya itu sangat berguna dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ke depannya,” jelas Apriol.
Disampaikannya bahwa berkat prestasi tersebut, sehingga tahun 2016 Erisman mendapat hadiah umroh ke tanah suci dari Bupati Pessel.
Plt Kacabdin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumbar, Wilayah VII Pessel, Nurlena Elida, ketika dihubungi mengakui berbagai prestasi yang diraih Erisman sebagai seorang guru, patut mendapat apresiasi dan menjadi kebanggan bagi masyarakat Pessel.
“Saya katakan demikian, sebab guru yang juga dipercaya oleh masyarakat sebagai bendahara di Masjid Nurul Ikhlas Pasar Inpres Painan ini, juga pernah mendapat penghargaan Satya Lencana Karya Satya tahun 2008 dari Presiden RI. Penghargaan yang sama kembali dia raih dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2014,” ucapnya.
Melalui pengabdian yang juga dia lakukan di daerah khusus di beberapa daerah di Indonesia, dia juga sukses mengunjungi beberapa negara di dunia.
“Di antaranya Negara Malaysia tahun 2004 dan tahun 2006, masing-masing selama 7 hari. Singapura, Hongkong, dan China tahun 2007 dengan lama kunjungan masing-masing selama 7 hari pula. Saya berharap ini bisa menjadi motivasi dan juga inspirasi bagi tenaga pendidik lainnya di daerah ini untuk juga ikut berprestasi sebagaimana telah ditunjukkan oleh Bapak Erisman ini,” timpalnya. (yon)