Yandri, Pendaki Terakhir Ditemukan Selamat
Aktivitas erupsi Gunung Marapi masih mengkhawatirkan. Terhitung sejak pertama kali menunjukkan peningkatan aktivitas erupsi, Minggu pagi (4/6) lalu, sampai kemarin (6/6) tercatat sudah terjadi 53 kali erupsi. Sementara itu, tim SAR gabungan berhasil menemukan pendaki terakhir yang dinyatakan hilang dalam kondisi selamat.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi mencatat, aktivitas erupsi paling banyak terjadi Senin (5/6) dengan 34 kali erupsi. Artinya, meningkat ketimbang Minggu (4/6) lalu, yang hanya enam kali. Sedangkan kemarin (6/6), aktivitas erupsi turun menjadi 13 kali.
Staf PVMBG Bukittinggi, Hartanto Prawiro, kembali menegaskan bahwa status Gunung Marapi masih berada dalam Waspada level II. Intinya, masyarakat sekitar Gunung Marapi dan pengunjung tidak diperbolehkan mendaki atau beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak.
”Sebenarnya status tersebut sudah berlaku sejak Agustus 2011 silam, hingga hari ini belum dicabut,” terang Hartanto kepada Padang Ekspres, kemarin (6/6) malam. Pihaknya sekarang ini tetap melakukan pemantauan terhadap aktivitas erupsi Gunung Marapi.
Pendaki Asal Riau Ditemukan
Di sisi lain, Yandri, 15, pelajar SMP warga Pulau Inggu Benai Kuansing, Riau, yang sebelumnya dilaporkan hilang, kemarin (6/6), berhasil ditemukan tim SAR gabungan. Dia ditemukan di sebuah selokan sedalam 2,5 meter di jalur antara Puncak Merpati-Tugu Getrakoda sekitar pukul 11.15.
Seiring ditemukannya Yandri, berarti keseluruhan pendaki yang sempat dilaporkan hilang sudah ditemukan. Sehari sebelumnya, delapan pendaki asal Riau juga sudah ditemukan dalam keadaan selamat. Kedelapan pendaki ini ditemukan di Hutan Pandan Berduri.
Tim SAR gabungan memulai pencarian Yandri melalui jalur Posko Pendakian Simabua Tanahdeatar, dini hari kemarin. Sekitar pukul 11.15, Yandri berhasil ditemukan di selokan sedalam 2,5 meter di jalur antara Puncak Merpati-Tugu Getrakoda. Sewaktu ditemukan, Yandri hanya menggunakan kaos oblong.
Muhammad Zikri, 21, salah seorang tim SAR gabungan dari Mapala Unand yang turut melakukan pencarian terhadap Yandri ketika berkunjung ke sekretariat Bukittinggi Pers Club (BPC), tadi malam sekitar pukul 22.30 menuturkan, Yandri ditemukan dalam keadaan lemas dengan tangan kanan terkilir, serta bagian kepala dan telinganya berdarah akibat luka yang dideritanya.
“Alhamdulillah, itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut Yandri saat pertama kali ditemukan oleh tim. Dia terlihat sangat lemas dan letih,” ujar mahasiswa Jurusan Matematika Unand tahun 2014, ditemani rekannya David Ardios, 21, mahasiswa Fakultas Teknik Pertanian Unand, dan Hafiz Putra, 23, lulusan Fakultas Peternakan Unand.
Zikri menuturkan, Yandri sempat mengalami pengalaman mistis selama bertahan di puncak Gunung Marapi sejak erupsi. Meski tidak secara detail diungkapkan Yandri kepada anggota tim, namun pengalaman mistis yang dialami Yandri sangat menarik perhatian.
“Dia (Yandri, red) mengaku menemukan sebuah rumah yang diisi oleh banyak orang. Dalam rumah itu, dia ditemani seorang perempuan sambil makan dan minum,” tutur Zikri.
Bahkan, sebut Zikri, saat Yandri ditemukan tim, dia sempat menanyakan kepada tim soal keberadaan teman perempuannya itu. “Pas abang datang, mereka hilang semua,” lanjut Zikri menirukan ucapan Yandri.
Zikri meyakini, kemungkinan Yandri mengalami halusinasi berat setelah tiga hari berada di salah satu daerah paling mematikan tersebut. “Kenyakinan kita memang seperti itu,” ujarnya.
Diakui Zikri, tim SAR gabungan mengaku terkejut atas kemampuan Yandri bertahan. “Sebetulnya, kita sudah pesimis karena selama itu tak mungkin dia bisa bertahan. Ini sudah serupa mukjizat bagi bocah tersebut,” ujarnya.
Apalagi, tambah Zikri, berdasarkan pengakuan salah seorang rekan Yandri yang selamat, Yandri dilaporkan terperosok ke jurang. “Saat ditemukan pukul 11.15, Yandri tengah bersandar pada sebuah batu. Pas dihampiri tim SAR, Yandri masih sadar kendati terluka cukup berat dengan pandangan mata kosong,” jelas Zikri.
Setelah ditenangkan, menurut Zikri, Yandri dibopong untuk dibawa ke tempat lebih aman. “Dia terkilir di tangan, telinga berdarah, dan di antara dada atau perutnya mengalami lebam,” terang Zikri.
Informasi yang diperoleh Padang Ekspres, orangtua Yandri sudah berada di lokasi usai bertolak dari rumahnya di Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Dia langsung memantau proses pencarian anaknya di Pos Simabur.
Seperti diketahui, Yandri bersama 16 rombongan pendaki lainnya, terdiri dari delapan orang asal Pekanbaru, enam orang dari Kota Taluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi, dan dua asal Payakumbuh, melakukan pendakian Jumat (2/6) malam.
Sewaktu hendak turun, Minggu pagi (4/6), terjadilah erupsi. Kondisi membuat pendaki yang belum berpengalaman ini kocar-kacir. Sampai akhirnya sembilan orang dinyatakan hilang.
Senin (5/6), delapan pendaki ditemukan di Hutan Pandan Berduri. Masing-masing, Dwi Puspita, M Abdul Mughni, Tander, Yusuf, Robi, Irwandi alias Babe, Roki, dan Hafis. Sedangkan Yandri ditemukan kemarin. (*)
LOGIN untuk mengomentari.