in

Evaluasi Bangunan Publik

Potensi gempa 8,8 SR hingga 8,9 SR berpotensi tsunami diperkirakan dapat menenggelamkan 2/3 Kota Padang apabila kajian ilmiah tersebut terbukti.

Menakutkan memang, namun langkah-langkah persiapan dapat diupayakan guna mengurangi korban jiwa. Salah satunya, mengevaluasi dan memperbaiki bangunan publik berdesain tahan beban gempa dan tsunami.

Pakar struktur bangunan tahan gempa dari Unand, Dr Fauzan yang aktif di Pusat Studi Bencana Unand mengatakan, sebagian besar prinsip desain bangunan di Padang belum memperhatikan ketahanan gempa dan tsunami.

Padahal, bangunan yang didirikan harus include dengan beban tsunami. Terutama bangunan publik. Bangunan yang tidak didesain tahan gempa akan menjadi mesin pembunuh saat gempa terjadi.

Khusus bangunan baru yang akan didirikan, pemerintah disarankan mengawal pembangunan agar sesuai standar bangunan Indonesia yang tahan gempa. Sementara bangunan lama, terutama bangunan yang dibangun di bawah tahun 2012, harus dilakukan evaluasi. Terlebih bangunan bertingkat. 

“Pemerintah seharusnya mengamankan bangunan yang didiami oleh manusia. Perkuat hingga tidak membunuh. Terutama bangunan publik berupa mal, hotel, sekolah termasuk masjid,” kata Fauzan, kemarin (8/12).

Apabila ditemui tidak tahan beban gempa dan tsunami, dia menyarankan agar dilakukan penguatan struktur. Belajar dari gempa 30 September 2009, bangunan publik banyak memakan korban. 

“Fasilitas umum inilah yang mesti diwaspadai pembangunannya. Jangan sampai roboh akibat gempa, atau tenggelam dibawa tsunami. Pemerintah diminta memberikan instruksi layaknya Newzeland yang mengultimatum setiap proses pembangunan harus sesuai standar tahan gempa,” katanya.

Begitupun pembangunan shelter. Dari hasil kajiannya, sebagian besar shelter di Padang belum memakai prinsip desain tahan beban tsunami. “Kami sudah menganalisa, mengevaluasi dan melakukan penelitian terhadap gempa 2009. Hasil kajian ini telah disampaikan ke pemerintah,” lanjut Fauzan.

PMI Sumbar Buka Posko

PMI Sumbar membuka posko penanggulangan bencana guna membantu korban gempa Aceh. Posko dibuka di markas PMI hingga beberapa waktu ke depan.

Kepala Markas Palang merah Indonesia (PMI) Sumbar, Hidayat mengatakan siap menyalurkan bantuan masyarakat Sumbar ke Aceh. “Bantuannya kami tunggu di markas PMI,” katanya.

Di Pasaman Barat, aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Aksi Mahasiswa (JAM) Pasbar melakukan penggalangan dana kemanusiaan untuk korban gempa di Pidie Jaya dan Kabupaten Biriuen, Provinsi Aceh.

Mahasiswa turun ke jalan menggalang bantuan kemanusiaan dari masyarakat setempat. Ketua JAM Pasbar, Domigus Putra didampinggi Sekretaris Robi Candra mengatakan akan membuka posko di kampus STAI-YAPTIP Pasaman Barat. (*) 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Suarakan dari Hal Terkecil

QS. Al Ahqaaf: 33