Kritikan Gubernur Kepri HM Sani mengenai fasilitas di RSUD Tanjungpinang yang dinilai kurang layak, kini ditanggapi langsung oleh Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah.
Belum lama ini, Sani sempat berkata, “Rasanya mau sakit begitu masuk ke RSUD”.
“Memang rumah sakit tempatnya orang sakit. Tapi, kita mau masuk seolah-olah jadi sakit,” ujarnya menyindir kondisi RSUD Tanjungpinang beberapa waktu lalu,
Mendengar kabar miring tersebut, Lis Darmansyah langsung berbondong-bondong mengunjungi RSUD Tanjungpinang, Jumat (22/3) lalu. Ia mengaku bahwa ruang rawat inap, terdapat beberapa diantaranya memang kurang layak, contohnya ruang untuk anak.
“Makanya, kita lihat langsung ke lapangan sekarang. Saya sudah minta untuk dilakukan inventarisasi. Apa yang tidak layak akan kita perbaiki. Nanti sore saya akan rapat untuk membahas apa keperluan rumah sakit ini,” jelasnya
Inventarisasi kebutuhan akan dilakukan supaya anggarannya bisa dialokasikan apakah itu dari APBD Perubahan atau APBD 2014 nanti. Diharapkan, dana pembenahan bisa dibantu dari APBD Pemprov Kepri.
Dr. Yusinaf, Kabag Tata Usaha RSUD Tanjungpinang, menimpali, bahwa saat ini jumlah pasien yang berobat di sana baik pasien rawat inap maupun rawan jalan berjumlah sekitar 100-150 orang setiap harinya. Sebagian di antara mereka adalah pasien umu (membayar sendiri) dan sebagiannya lagi pasien yang ditanggung oleh asuransi kesehatan.
Lalu, jumlah tempat tidur yang ada hanya sekitar 155 unit saja. Dan 60-70% selalu penuh. Itu disebabkan oleh RSUD Tanjungpinang ini biayanya murah, sehingga diminati masyarakat.
Meskipun begitu, peningkatan biaya rumah sakit juga akan digaris bawahi. Surat pengajuan kenaikan tarif RSUD Tanjungpinang sebelumnya pernah ditolak Gubernur Kepri, HM Sani. Tapi, Lis berkata, Sekda Pemprov Kepri Suhajar Diantoro sudah memberikan sinyal ulang.
“Pak Sekda Pemprov Kepri sudah memberi kesempatan. Lewat Perwakopun, kita bisa tetapkan tarif baru RSUD nanti. Sehingga, insentif tim medis bisa meningkat dan pelayanan pun meningkat juga,” ungkapnya.
Setelah dilihat-lihat, memang terdapat beberapa ruang rawat inap terkesan sempit. Di bagian depannya, sebagian atap mulai reyot. Padahal, selalu ada anggaran APBD yang rutin diberikan setiap tahunnya.