Jakarta (ANTARA) – Film menjadi alat yang ampuh untuk menyampaikan pesan tentang persaudaraan dan nasionalisme tanpa harus menggurui.
Lewat film “Sayap Sayap Patah”, Forum Nasional (ForNas) Bhinneka Tunggal Ika ingin menyampaikan kepada para anggotanya untuk terus memupuk jiwa kebangsaan, bertoleransi dan yang terpenting adalah menanamkan semangat antiterorisme.
“Antiterorisme ini sangat penting untuk orang tahu dan agar mereka lebih aware,” ujar Liza Darmawan Lumy, Sekjen ForNas Perempuan Bhinneka Tunggal Ika saat berbincang dengan ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Evolusi teror hiu di dunia film
Menurut Liza, pesan yang disampaikan dalam film yang dibintangi oleh Nicholas Saputra ini dapat diterima dengan baik oleh penonton dan menjadi contoh yang nyata untuk saling bahu-membahu memerangi terorisme di Indonesia.
“Kita semua enggak pernah tahu di balik kedamaian yang kita nikmati ini, ada orang-orang yang harus berdarah-darah untuk menjaga Indonesia agar tetap utuh. Ada yang rela mengorbankan diri demi untuk melindungi keluarganya dan Indonesia,” katanya.
Liza berharap pesan dari film “Sayap Sayap Patah” bisa diteruskan oleh para anggota Forum Nasional (ForNas) Bhinneka Tunggal Ika dan ForNas Perempuan Bhinneka Tunggal Ika.
Setidaknya ada cerita baik tentang perjuangan para penegak hukum dalam membasmi terorisme.
“Intinya bisa menyuarakan kebhinekaan terutama kepada para perempuan sebagai tonggaknya keluarga. Karena dia bisa menyuarakan antiterorisme dan anti intoleran kepada suami, anak dan keluarganya.
Film “Sayap Sayap Patah” terinspirasi dari peristiwa yang terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok pada tahun 2018. Dalam tragedi tersebut, 155 narapidana terorisme membobol rutan Mako Brimob. Lima anggota Densus 88 gugur dalam peristiwa itu.
Rudi Soedjawo kemudian menuangkan kisah tersebut ke dalam film “Sayap Sayap Patah”. Diceritakan Aji (Nicholas Saputra) anggota pasukan khusus terorisme terperangkap dalam kejadian pembobolan yang dilakukan oleh narapidana.
Saat Aji dalam posisi hidup dan mati demi melindungi rekan dan negara, sang istri Nani (Ariel Tatum) pun berjuang untuk melahirkan anak pertama mereka.
Film ini juga dibintangi oleh Iwa K, Nugie Nugroho, Ariyo Wahab, Poppy Sovia, Edward Akbar, Khiva Iskak, Dewi Irawan, Revaldo, Gibran Martin dan Aden Bajaj.
Baca juga: Moeldoko ajak pekerja muda KSP nonton Film “Sayap-Sayap Patah”
Baca juga: Teror hitung mundur kematian dari aplikasi ponsel
Baca juga: “Life” teror dari Planet Mars
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2022