in

Gagas Padang Kota Internasional, Miko Kamal Didukung jadi Cawako 2024

Setelah mendengar langsung paparan Miko Kamal menjadikan Padang sebagai Kota Internasional, respons positif diungkapkan tokoh nasional asal Sumbar yang kini dipercaya menjabat Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) Dony Oskaria. Bahkan, Miko Kamal dinilainya cocok menjadi calon wali kota (Cawako) Padang pada Pilkada 2024.

Miko Kamal yang juga Ketua Peradi Padang menyampaikan ide atau gagasannya dalam diskusi Grup Whatsapp (GWA) TOP 100 bertema “Perspektif Sumbar, Kini dan Akan Datang” di salah satu restoran kawasan Simpang Haru Padang, Sabtu (15/4/2023). Biasanya ide itu sering dilontarkan Miko di GWA TOP 100. Banyak yang merespons positif, ada pula yang mengkritisi ide penulis buku “Berkota, Berbangsa, Bernegara” itu.

Saat itu Miko didapuk menjadi narasumber bersama Dony Oskaria yang dimoderatori admin GWA TOP 100 Jasman Rizal dengan Ketua Pelaksana Diskusi Ketua Jaringan Pemred (JPS) Sumbar Adrian Tuswandi.

Miko Kamal sebagai pemantik diskusi pertama menyampaikan bahwa masa depan Sumatera Barat tetap pada dua hal yaitu pariwisata dan pendidikan. “Setelah dipatut-patut, ekonomi Sumbar memang akan terus bersandar pada dua sektor, yaitu pariwisata dan pendidikan. Di sektor pariwisata, kita punya alam yang sangat indah dan kaya beragam jenis kuliner yang menjadi daya tarik wisatawan berkunjung. Sedangkan di sektor pendidikan, Sumatera Barat punya sejarah panjang sebagai gudang intelektual. Pada suatu masa, Sumatera digelari sebagai provinsi industri otak. Sejarah panjang ini jadi alasan yang masuk di akal bagi orang luar untuk menyekolahkan anak-anak mereka di Sumatera Barat,” jelas Miko Kamal.

Pariwisata dan pendidikan, kata Miko, akan mendatangkan keuntungan ekonomi bagi Sumatera Barat bila dikelola secara profesional.

Di samping berbicara soal pariwisata dan pendidikan, Miko juga mengelaborasi idenya tentang Kota Internasional yang banyak diperbincangkannya di GWA TOP 100 yang diisi para tokoh dari berbagai latar belakang profesi.

Kata Miko, parameter Kota Internasional itu ada empat, yakni air layak minum, listrik berkualitas, transportasi umum layak, dan orang berperilaku baik.

“Kota Internasional adalah desire (impian). Tapi, ini adalah impian yang realistis. Kota Padang akan bisa menjadi Kota Internasional bila semua pihak berpartisipasi mewujudkannya. Partisipasi dalam membangun kota itu sangat penting. Kota-kota di dunia menjelma menjadi kota terbaik karena kota dihuni oleh warga yang partisipatif,” ujar alumni Universitas Bung Hatta (UBH) yang meraih gelar magister dan doktor di Australia itu.

Sementara itu, Dony Oskaria menyambut baik gagasan Miko Kamal. Dony menyampaikan pendapat pribadinya terkait kepemimpinan Kota Padang di masa datang.

“Mencermati kegelisahan dan ide-ide yang disampaikan Pak Miko Kamal dalam membangun kota, termasuk ide Kota Internasional, saya siap dukung Miko Kamal menjadi Calon Wali Kota (Cawako)2024 nanti,” ungkapnya.

Dony Oskaria menyampaikan pentingnya pemimpin yang punya visi kuat dan jauh ke depan dalam membangun daerah. “Persoalan kepemimpinan kita selama ini adalah banyak di antara pemimpin-pemimpin formal berorientasi kekuasaan belaka. Pemimpin yang hanya berorientasi kekuasaan pasti tidak punya semangat yang kuat dalam memajukan daerah,” ujar Dony Oskaria.

Dony mencontohkan Kota Padang yang dinilainya masih jalan di tempat. “Tidak jelas kota ini mau dibawa ke mana. Ruas jalan tidak bertambah signifikan, ruang publik (seperti trotoar dan bahu jalan) diokupasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Semua itu bisa ditangani hanya oleh pemimpin punya visi jelas dan gelisah dengan keadaan. Itulah yang bisa mengubahnya. Sebab, kewenangan melakukan perubahan itu ada di tangan pemimpin formal, seperti gubernur, bupati dan wali kota. Perubahan perilaku itu butuh pemimpin yang strong power, dan mau ambil risiko tak dipilih kembali pada pilkada,” ujar Dony.

Dony Oskaria juga menyampaikan bahwa infrastruktur adalah kata kunci dalam memajukan daerah, terutama jalan. “Jalan akan menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lain untuk melancarkan arus barang dan orang,” kata Dony.

Menurutnya, Sumbar banyak melahirkan tokoh hebat. Bahkan, di pusat kekuasaan dan ekonomi nasional masih banyak putra Minang hebat. “Tapi mereka bangga sebagai etnis Minang iya, disebut Orang Sumbar tunggu dulu karena Minang dam Sumbar itu beda,” beber Dony Oskaria.

Pakar Pariwisata dari Universitas Andalas (Unand) Sari Lenggogeni dan Pakar Komunikasi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Padang Abdullah Khusairi menarik benang merah bahwa perlu kepemimpinan yang kuat dan bervisi maju untuk melakukan perubahan di Sumbar.(rel)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Mitsubishi Siagakan Posko Lebaran 24 Jam di Jalur Mudik dan Bengkel Diler Resmi

PLN UP3 Solok Berbagi Ratusan Takjil, Ramadan menjadi Semarak Penuh Berkah