Awal tahun 2017 ini, menjadi tahun penuh berkah bagi petani gambir di Sumbar. Pasalnya, harga jual komoditi ekspor asal Sumbar ini mendapat sentimen positif dari pasar dunia. Ketua Asosiasi Komoditi Gambir Indonesia Sumbar, Ramal Saleh menyebutkan, harga jual komoditi gambir di pasar dunia naik hingga 100 persen.
“Januari 2016 lalu harga gambir Sumbar berkisar antara Rp 35 ribu-Rp 40 ribu per kilogram. Kini pada Januari 2017, harga gambir asal Kabupaten Limapuluh Kota jadi Rp 75 ribu per kilogram, dan gambir Siguntua dan Surantih Pesisir Selatan mencapai Rp 80 ribu per kilogram,” ujar Ramal Saleh kepada Padang Ekspres, kemarin.
Naiknya harga gambir saat ini, menurut Ramal Saleh, tidak hanya dinikmati eksportir maupun pengepul saja, tapi juga oleh petani, dan tukang kampo (tukang olah) gambir.
Bisa dikatakan, ujar Ramal Saleh, petani gambir bisa bahagia kini. Gaji atau pendapatan mereka saat ini sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 1,8 juta per bulan.
Ditambahkannya, pasar terbesar gambir Sumbar yakni India, Pakistan, Banglades dan negara-negara di kawasan Asia lainnya.
Bahkan menurutnya, tahun 2017 ini, bakal menjadi prospek cerah pasar gambir Sumbar. Itu dikarenakan adanya regulasi yang dikeluarkan pemerintah India yang melarang masyarakatnya menebang pohon gambir di negara itu.
Sebab sebelum ini, cukup banyak masyarakat di sana menebang pohon gambir usai dipanen. Akibatnya butuh waktu lama untuk menumbuhkan tanaman gambir kembali.
“Nah dengan kondisi pasokan gambir dalam negeri India yang kini terbatas, menjadikan peluang ekspor gambir Sumbar bisa meningkat. Harus kita genjot produksi gambir agar harganya tetap tinggi selama 2017 ini,” harap Ramal Saleh.
Taufik, petani gambir Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota mengaku, harga cukup bagus. ”Ini merupakan kali pertama para petani gambir merasa bahagia. Soalnya harga jauh meningkat hampir 100 persen,” ujar Taufik.
Bahkan sejak harga gambir naik, petani bisa membeli perabotan rumah, sepeda motor dan lainnya. “Kalau bisa begini terus harga harga gambir supaya petani tidak lagi susah ekonominya,” harap Taufik. *)
LOGIN untuk mengomentari.