in

Gas 3 Kg makin Langka

Ditemukan Kelas Menegah ke Atas Pakai Elpiji 3 Kg

Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) masih terus terjadi di sejumlah tempat di Padang. Menindaklanjuti keluhan konsumen, Dinas Perdagangan Kota Padang pun melakukan sidak ke lapangan. Petugas menemukan gas 3 kg ternyata banyak dipakai kalangan menengah ke atas. 

Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang Endrizal menyebut, masing-masing menyetok tabung gas 3 kg tiga tabung di rumahnya. Hanya saja, dia enggan menjelaskan berapa angka pasti dari temuan tersebut. Begitu juga lokasinya. Ia hanya menyebutkan ada beberapa oknum dan di beberapa tempat. 

“Sebenarnya hal tersebut sangat dilarang. Dan ketika kami turun ke lapangan itu, kepada masyarakat ekonomi menengah ke atas dan pemilik rumah makan telah kami wanti-wanti agar tidak menggunakan gas 3 kg ini, dan kami mengajaknya untuk menggunakan gas 5,5 kg dan 12 kg,” ujarnya kemarin.

Tapi, ke depan, pihaknya akan bertindak tegas. Jika kedapatan masyarakat menengah ke atas dan pemilik rumah makan menggunakan gas 3 kg, pihaknya bersama kepolisian akan menarik tabung gas 3 kg itu. “Kami akan terus memantau dan mencek secara diam-diam ke masyarakat, pemilik pangkalan maupun agen. Jika ada yang menimbun atau menyalahi aturan langsung kami beri sanksi sesuai aturan yang telah ditetapkan,” ungkapnya.

Masih Langka

Hingga kemarin, kelangkaan gas 3 kg tersebut masih terjadi di sejumlah tempat di Padang. Tidak hanya di Kototangah tapi juga di Kuranji dan kecamatan lainnya.

Windri, 24, warga Kalumbuk Kecamatan Kuranji kemarin sudah berkeliling mencari gas 3 kg namun tak didapatkan. “Di warung, agen, pangkalan hingga minimarket kosong,” ujarnya seraya berkata terpaksa memasak pakai kayu bakar kemarin. 

Windri juga mengatakan, sejak beberapa bulan ini gas yang ia beli dekat rumahnya sangat cepat habis. “Biasanya tahan 2 minggu, belakangan 4 hari gas sudah habis. Apa isinya yang sedikit ya?” ujarnya tak habis pikir sebab pemakaiannya tetap sama dengan sebelum-sebelumnya. Ia berharap pihak terkait menyelidi ke lapangan, kalau ada indikasi pengoplosan.

“Semenjak dua pekan terakhir ini, saya kesulitan dalam membeli gas 3 kg ini. Kalaupun ada, harganya dinaikkan sedikit dari biasanya. 

Ada kalanya, saya harus mencari gas 3 kg itu hingga ke kelurahan lain yang cukup jauh dari sini,” ujar Dewi Andriani, 35, warga RT 01/ RW 01 Kelurahan Sungaisapih, Kecamatan Kuranji.

Menurut Leli Yanti, pengecer gas 3 kg, pasokan terus berkurang jika dibandingkan beberapa bulan lalu. “Biasanya 25 tabung selama seminggu. Beberapa pekan terakhir ini, saya hanya mendapat jatah 20 tabung. Pemilik pangkalan beralasan, mereka juga mendapat pengurangan pasokan gas 3 kg itu dari agen. Walaupun pasokannya dikurangi, tapi saya tetap menjual gas tersebut sesuai harga biasanya, ’’ ungkapnya.

Begitu juga dengan Dayat, pemilik pangkalan di Sungaisapih. “Biasanya saya mendapat jatah 1000 tabung gas 3 kg ini selama sebulan. Semenjak 3 bulan yang lalu, jatah saya dikurangi menjadi 500 tabung. Alasan pasti penyebab pasokan gas ini dikurangi, saya sendiri juga tidak tahu,” jelasnya.

Sementara itu, menurut Dendi Zulheri, pemilik pangkalan di Siteba, Kelurahan Suraugadang, Kecamatan Nanggalo, penyebab kelangkaan gas elpiji saat ini disebabkan berkurangnya pasokan dari agen. Permintaan yang tinggi dari masyarakat juga menyebabkan kelangkaan.

“Biasanya, kami mendapatkan pasokan gas 3 kg ini, 4 kali dalam sebulan. Namun dalam beberapa bulan terakhir, kami hanya mendapatkan pasokan 3 kali dalam sebulan. Ketika datang pun dalam hitungan jam saja, gas 3 kg ini langsung habis. Walaupun pasokan dikurangi, namun harga gas tetap kami jual Rp 17 ribu per tabung,” jelasnya. Endrizal menyebutkan, pasokan dari Pertamina tetap normal seperti biasa.

Terpisah, via WhatsApp, Officer Communication and Relation Pertamina Sumbagut, Arya Yusa Dwicandra menyebut, Pertamina tetap menyalurkan gas bersubsidi 3 kg sesuai dengan penyaluran dan kebutuhan normal harian di Kota Padang. Yakni 25 ribu tabung per hari.

Saat ini di Padang, Pertamina melayani kebutuhan gas 3 kg melalui 23 agen dan 683 pangkalan. Pertamina hanya menyalurkan gas 3 kg di outlet resmi yaitu agen dan pangkalan yang memasang plank HET. Sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) harga gas 3 kg yaitu Rp 17.000.

“Pertamina akan terus melakukan koordinasi dengan Dinas Perdagangan setempat untuk memantau penyaluran gas 3 kg bersubsidi tersebut,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui bahwa gas 3 kg masih disubsidi dan ditentukan kuotanya oleh pemerintah serta peruntukkannya hanya bagi kalangan tidak mampu.  Pertamina, sambungnya, terus berupaya menyalurkan gas kepada masyarakat dan bila ada keluhan terhadap pelayanan Pertamina dapat disampaikan melalui kontak pertamina 1-500-000 atau melalui website www.pertamina.com.

Ditambahkannya, menjelang Idul Adha ini, masyarakat tidak perlu panik, dan membeli gas bersubsidi dengan jumlah berlebihan. Karena pertamina akan menambah kebutuhan gas 3 kg sebanyak 13.400 tabung pada 31 Agustur mendatang. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Indonesia vs Myanmar 3-1: Kerja Keras Berbuah Perunggu

Data Pemilih, KPU Rekrut 1.500 Orang