Seorang Warga Meloncat dari Lantai II
Badrul Mustafa: Belum Ada Penelitian di Pusat Gempa Kali Ini
Gempa tektonik berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR), membangunkan warga Sumbar yang sudah banyak terlelap tidur, Jumat (1/9), pukul 00:06:54 WIB. Belum ada laporan korban jiwa, namun sejumlah rumah, tempat ibadah dan fasilitas milik pemerintah daerah dilaporkan mengalami rusak ringan.
Gempa yang membuat warga berhamburan ke luar rumah pada tengah malam hari raya Idul Adha itu, berpusat di 80 km Timur Laut Kabupaten Kepulauan Mentawai pada kedalaman 10 km. Namun, hasil update Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menunjukkan kekuatan gempa 6 SR di 57 km Timur Laut kota Muara Siberut, Mentawai pada kedalaman 59 km.
“Gempa bumi ini terjadi sekitar 53 km ke arah selatan dari episenter gempa bumi 30 September 2009 dengan kekuatan 7,9 SR yang menimbulkan tsunami,” ujar Kepala BMKG Padangpanjang Rahmat Triyono, kemarin.
Selain di Padang, gempa juga dirasakan masyarakat di Mentawai, Padangpariaman, Pariaman, Padangpanjang, Payakumbuh, Pasaman Barat, Pasaman, Agam dan Bukittinggi. Lalu, Limapuluh Kota, Tanahdatar, Solok, Solok Selatan, Muko-Muko, serta Kepahiang Bengkulu.
Dijelaskan Rahmat, gempa ini termasuk klasifikasi gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia, tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera.
Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa yang sangat aktif di wilayah Sumatera. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik,” imbuh Rahmat dalam laporannya, kemarin.
Setelah gempa pertama tengah malam itu, pukul 01:03:10 WIB terdapat gempa susulan berkekuatan 3,9 SR di 89 km Baratdaya Pariaman dengan kedalaman 15 km. Lalu, tadi malam pukul 21:46:32 WIB di laut 82 km Barat Daya Pariaman pada kedalaman 18 km. Kedua gempa susulan itu hanya dirasakan sebagian orang, terutama yang tinggal di daerah ketinggian karena kekuatannya masuk kategori kecil.
Di Padang, seorang karyawan swasta asal Siguntur, Pesisir Selatan (Pessel), bernama Andriza, 19, mengalami luka robek di bagian paha. Hal itu terjadi, setelah dia nekat melompat dari lantai dua rumah kosnya akibat panik. Korban mendapat 10 jahitan seusai mendapat perawatan medis di RSUP M Djamil Padang.
Informasi yang didapatkan Padang Ekspres, Andriza tersungkur setelah kakinya tersangkut pagar di rumah kosnya, kawasan Jalan Samudra, Kecamatan Padang Barat. Kepada Padang Ekspres, Andriza berujar, aksi nekat itu dilakukannya lantaran trauma. “Warga langsung membawa korban ke RSUP M Djamil Padang,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Edy Asmi.
Kepanikan juga terlihat di sejumlah rumah sakit di Padang dan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II A Muaro Padang. Bahkan, warga banyak mendatangi SPBU guna mengisi BBM full tank. Khusus di LP Muaro, Kepala Seksi Binadik LP Muaro Padang, Darwan mengaku, sempat mengeluarkan seluruh narapidana ke tempat lebih aman atas pertimbangan keselamatan warga binaan.
“Saat gempa tadi, seluruh warga binaan dikeluarkan dari blok sel masing-masing. Mereka dikumpulkan di lapangan dalam LP sampai pukul 01.42. Mereka kembali ditempatkan di sel masing-masing setelah situasi aman,” jelasnya.
Di sisi lain, Kapolsek Bungus Teluk Kabung, Kompol Hendri mengabarkan bahwa satu tiang listrik hampir roboh di wilayahnya. “Tiang tersebut roboh karena tengah dalam pergantian dan pengecorannya belum kering,” ungkapnya.
Di Pariaman, sebagian warga yang mendiami zona merah langsung menuju lokasi evakuasi sementara, seperti di SMKN 1 Pariaman. Suasana mencekam sempat terlihat di sejumlah kawasan di Pariaman ini, seiring sempat padamnya aliran listrik. Ditambah lagi, warga membunyi klakson tak henti-hentinya di jalan raya. “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” ujar Kepala BPBD Pariaman Yaminu Rizal.
Gempa juga dirasakan warga Pasaman Barat (Pasbar), namun Kepala BPBD Pasbar Try Wahluyo memastikan, tidak ada korban jiwa akibat gempa itu. Begitu pula kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum, juga tidak ada.
Sementara itu, Kepala BPBD Pessel, Pri Nurdin ketika dihubungi Padang Ekspres, Jumat (1/9) mengatakan, guncangan gempa terasa lumayan kuat di Pessel, termasuk di Kota Painan. ”Berdasarkan pantauan di lapangan, gempa tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan bangunan,” kata dia.
Terpisah, Petugas Pemantau Gunung Merapi, Hartanto Prawiro menyebutkan bahwa gempa tidak mempengaruhi aktivitas Gunung Merapi. “Aktivitas Gunung Merapi dipantau masih level dua waspada. Warga maupun pengunjung tidak diperbolehkan beraktivitas pada radius 3 km dari kawah atau puncak gunung,” terang Hartanto.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Nasridal Patria kepada Padang Ekspres, memastikan gempa merusak beberapa bangunan rumah hingga masjid. Namun, belum sampai menghancurkan.
“Laporan petugas, terdapat 1 unit masjid dan 1 rumah rusak ringan di kawasan Pariaman. Untungnya, rumah tersebut dalam keadaan kosong. Beberapa lampu gantung di Masjid Raya Sumbar, juga putus akibat dampak gempa,” terangnya.
Pakar gempa asal Universitas Andalas Badrul Mustafa menjelaskan, gempa tersebut berjenis sesar naik (trust) dan persis sama dengan gempa yang terjadi di Muko-Muko Bengkulu beberapa waktu lalu. “Untuk pusat gempa kali ini, belum pernah dilakukan penelitian. Makanya, belum bisa dipastikan keterkaitannya dengan sumber gempa di Muko-Muko,” sebutnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.