in

Semangat Menggunakan Produk Lokal Semakin Menguat

» Impor barang konsumsi dikurangi khususnya alas kaki, elektronik dan sepeda.

» Pemerintah harus lebih inovatif mendorong daya saing produk UMKM.

JAKARTA – Rapat Koordinasi Ting­kat Menteri Ekonomi yang berlangsung di Nusa Dua Bali, Jumat (21/8), fokus membahas akselerasi realisasi anggaran program-program strategis penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Na­sional (PEN) serta program kementeri­an/lembaga.

Menteri Koordinator (Menko) Per­ekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat (21/8), mengatakan se­lain menekankan percepatan realisasi belanja program-program strategis, ra­pat juga membahas tambahan program PEN daerah, tambahan Dana Insentif Daerah (DID) untuk program PEN, pro­gram padat karya Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), pengembangan Desa Dig­ital dan UMKM Digital.

Kemudian, penambahan kuota alo­kasi Program Kartu Prakerja, program gerakan belanja di pasar rakyat, serta program padat karya dalam Pemba­ngunan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Beberapa kementerian dan lembaga, jelas Airlangga, juga mengajukan bebe­rapa usulan program, seperti program Bangga Buatan Indonesia, program Beli Karet untuk Aspal 2020–2021, pro­gram Beli Bahan Baku Industri Kecil dan Menengah (UMKM), program beli (discount) Produk UMKM, program Beli Produk Rakyat melalui Pegadaian serta program Padat Karya Penyangga Wisata.

Usulan tersebut menunjukkan sema­ngat kementerian dan lembaga sema­kin kuat, menyambut ajakan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu untuk menggunakan produk lokal baik produk petani, nelayan maupun UMKM, ketim­bang impor.

Ajakan Presiden tersebut ditujukan untuk mendorong konsumsi domestik, memacu produktivitas sektor pertanian dan perikanan serta industri kreatif yang pada akhirnya menyerap lebih banyak tenaga kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan usulan-usulan program tersebut diaju­kan karena memenuhi kriteria yakni mampu mendorong pemulihan eko­nomi, berdampak signifikan terhadap penyerapan pekerja (padat karya), mau­pun share pertumbuhan ekonomi dan nilai programnya yang cukup besar.

“Dari aspek pangan dan pertanian, pemerintah telah berhasil mendorong Produk Domestik Bruto sektor perta­nian triwulan II-2020 memasuki jalur pertumbuhan positif 2,19 persen year on year,” kata Airlangga.

Pengembangan kawasan food estate (lumbung pangan) berbasis korporasi petani di Kalimantan Tengah juga tengah dikembangkan. Food estate itu diarahkan dapat membangun sistem produksi pa­ngan modern dan berkelanjutan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.

Pada tahun ini, pemerintah menar­getkan pengembangan kawasan food estate di lahan rawa tersebut seluas 30 ribu hektare.

Kurangi Impor

Dalam kesempatan yang sama, Men­teri Perdagangan, Agus Suparmanto, mengatakan untuk mendukung pemu­lihan ekonomi nasional, pihaknya men­jalankan strategi di bidang perdagangan luar negeri dengan berupaya mengu­rangi impor barang konsumsi melalui Permendag No 68 Tahun 2020 tentang Ketentuan Impor Alas Kaki, Elektronik, serta Sepeda Roda Dua dan Roda Tiga, yang sedang diundangkan.

“Permendag ini mensyaratkan per­setujuan impor (PI) serta perubahan pengawasan dari post border ke border,” kata Mendag.

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir, juga meminta kepada perusa­haan BUMN agar menggunakan produk lokal khususnya produk UMKM baik di hotel, pesawat maupun di pusat-pusat perbelanjaan.

Menanggapi upaya tersebut, pengajar dari Universitas Diponegoro Semarang, Esther Sri Astuti, meminta pemerintah untuk lebih inovatif lagi mendorong daya saing UMKM.

“UMKM harus diajak untuk bermitra dengan perusahaan-perusahaan skala global tidak hanya dengan BUMN,” kata Esther.

Kelemahan UMKM, jelasnya, dari sumber daya baik keuangan, teknologi, tenaga kerja terampil, akses pasar, dan informasi pasar, sehingga biaya produk­sinya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar.

Kalau UMKM bisa menjadi partner bagi perusahaan besar, mereka bisa men­jadi supplier bahan baku atau bahan sete­ngah jadi dari perusahaan besar. ers/uyo/E-9

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kebijakan Jangka Panjang harus Diformat Ulang

Presiden: Banpres Produktif Akan Segera Disalurkan kepada 9,1 Juta Pelaku Usaha Mikro dan Kecil