Roni Patihan, Lc
Pimpinan Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh.
Dunia Islam sedang berduka. Penyebabnya negara Turki dan Suriah diguncang gempa pada Senin 6 Februari 2023. Sebesar 7,8 magnitudo skalanya.
”Ini gempa besar, korban terlalu banyak, jelas kami memiliki beberapa kekurangan, kami tidak siap menghadapinya.” Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memberikan komentar setelah pemerintahannya terus saja dikritik terkait lambannya penanganan pasca gempa.
Meski begitu, Presiden Erdogan tetap optimistis, ”Kami telah memobilisasi semua sumber daya. Negara tengah menjalankan tugasnya.”
Korban sudah belasan ribu, angkanya menyentuh lebih dari 17.000 orang meninggal dunia, dan bisa terus bertambah. Sementara korban yang selamat dan terluka tak kalah banyaknya, ratusan ribu. Rumah, gedung dan bangunan yang roboh melebihi angka 2.000 jumlahnya.
Ini gempa yang dahsyat. Pergeseran lempeng Anatolia Timur diperkirakan jadi pemicunya. Rekaman video dan gambar yang sampai kepada kita beberapa hari ini, menunjukkan peristiwa mengerikan itu. Ada apartemen yang roboh tiba-tiba sekejab mata. Ada seorang Ayah menggendong anaknya tak lagi bernyawa. Seorang pemuda berlari ke sana ke mari menangis tanpa henti terus saja bertanya di mana ayah dan ibunya.
Lebih memilukan lagi, seorang anak kecil bersama adiknya yang dihimpit bangunan pasca gempa, terus saja menahan beban berat dengan tangannya puluhan jam lamanya agar adiknya tak tertimpa reruntuhan gempa.
Seorang warga Kahramanmaras, wilayah yang terdampak gempa paling parah di Turki, dengan ketakutan berkata, ”Pertama kali kami mengalami kejadian itu. Kami pikir itu kiamat.”
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un… Kepada Allah kita kembali…
Bencana itu datang tiba-tiba, sesaat menjelang shalat subuh.
Para analis gempa mengatakan, banyaknya korban gempa, itulah salah satu sebabnya, orang-orang masih tertidur lelap, tak sempat lagi berlari menyelamatkan diri. Satu lagi, tentu karena gempa ini begitu amat besarnya.
Kita Berempati
Gempa Turki dan Suriah jelas mengetuk nurani kita untuk berempati. Sekian banyak pejabat dan tokoh, instansi pemerintah dan swasta, juga lembaga kemanusiaan menulis ucapan duka dan doa di laman medsos mereka untuk saudara-saudara kita di Turki dan Suriah.
Sebagian lagi sedang menghimpun dana untuk dikirimkan ke sana. Ada juga relawan yang sudah sampai di sana beberapa orang jumlahnya. Mereka berangkat cepat karena penanganan gempa mesti dilakukan segera, kita berpacu dengan waktu. Berdasarkan pengalaman, barangkali masih ada korban yang masih bisa diselamatkan hidup – hidup.
Pemerintah Indonesia melalui Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) juga telah mengirimkan tim SAR gabungan ke Turki dari Tim Basarnas dan Kementrian Kesehatan, juga dari TNI-Polri, lengkap dengan peralatan yang dibutuhkan. Juga anjing pelacak yang terlatih baik. Ini merespons Presiden Turki yang meminta bantuan negara lain menangani gempa di negaranya.
Barangkali proses ini tidak akan berjalan dengan mudah sesuai rencana. Banyak sekali tantangannya. Cuaca di sana sangat dingin, suhu sekitar 5 derajat Celcius di bawah suhu normal, yang mengakibatkan proses evakuasi terhenti untuk sementara. Jalan-jalan tidak lagi dalam kondisi baik, sudah retak-retak parah. Sebagian daerah bahkan tidak bisa lagi bisa dijangkau lewat jalur darat.
Kondisinya sudah sangat memprihatinkan dan mencekam. Para korban itu kedinginan, juga kelaparan. Ditambah ketakutan dan trauma berat.
Kita berharap ini bagian dari ujian dan kasih sayang Allah untuk saudara-saudara kita di sana. Kita berdoa semoga para korban diberikan kesabaran dan ketabahan menghadapinya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan (ujian). Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum, Ia akan menguji mereka. Maka barang siapa yang ridha, baginya keridhaan Allah. Barangsiapa yang marah, baginya kemarahan Allah.”
Tapi kita pernah juga dilanda gempa dan bencana berkali-kali silih berganti. Kita paham rasanya kehilangan dan putus asa. Saudara-saudara kita di sana membutuhkan uluran tangan kita.
Di samping doa, barangkali bantuan kemanusian berupa sumbangan dana, pakaian dan lainnya perlu kita lakukan. Beberapa lembaga kemanusian sudah mulai membuka donasi. Bantuan yang kita berikan, mudah-mudahan bisa meringankan penderitaan saudara-saudara kita di sana.
Dan yang pasti, musibah ini juga harus membuat kita mawas dan sadar diri. Bisa saja musibah yang sama menjangkau kita di tempat kita berdiri kini. Musibah itu datang, salah satunya, karena kemurkaan Allah disebabkan kemungkaran dan kemaksiatan yang kita lakukan. Memperbanyak istigfar dan ibadah dapat mencegah bencana itu datang menghampiri kita.
Semoga ketabahan saudara-saudara kita di Turki dan Suriah berbuah pahala dan derjat yang tinggi di sisi Allah. Amin.(*)