Baturaja, BP–GNPF Ulama bersama PA 212, FUI, Bang Japar, Mujahidah dan ditambah aliansi dengan ormas Islam OKU lainnya mengancam akan menggeradak tempat-tempat usaha yang diduga disalahgunakan fungsinya sebagai sarana maksiat.
Adapun usaha-usaha tersebut seperti, karaoke keluarga, panti pijat, salon dan spa plus seks, warung remang-remang, warung miras, hotel dan lainnya. Apabila mereka nantinya tidak mengindahkan perintah Bupati OKU untuk ditertibkan atau bahkan ditutup usahanya,” hal tersebut dinyatakan H Alikhan Ibrahim mewakili beberapa perwakilan ormas Islam tergabung dalam Mujahid dan Mujahidah OKU yang hadir kepada Bupati OKU H Kuryana Azis dalam pertemuan terbatas antara GNPF Ulama bersama PA 212, FUI, Bang Japar dan Mujahidah OKU dengan Bupati OKU di Rumdis Bupati OKU Selasa (7/8) kemarin.
H Alikhan menegaskan pernyataan tersebut sebagai dukungan mereka mewakili umat dan ormas Islam kepada Bupati OKU untuk membersihkan Kabupaten OKU khususnya Kota Baturaja dari kemaksiatan.
“Tempat-tempat diduga sebagai sarana maksiat di Baturaja ini semakin lama, semakin banyak dan bertambah parah. Ini kalau dibiarkan akan sulit untuk diberantas. Dari tiga OKU, Kabupaten OKU yang paling parah. Pelaku maksiatnya bukan dari OKU saja, tapi dari luar OKU pun sengaja datang kabupaten OKU untuk melakukan maksiat. Ini pasti ada yang salah dengan pemberian izinnya. Kok begitu mudahnya diberikan izin. Kami sudah mencium kemungkinan ada aparat yang mencoba membengkingi usaha-usaha diduga tempat maksiat itu. Oleh karena kami selaku umat Islam OKU yang sangat cinta dengan pemimpin kami, Bapak Bupati. Tidak ingin dan tidak ikhlas serta ridho jika nama baik serta prestasi Bapak selama ini dicemari atau tercoreng akan hal ini. Yakinlah Pak Bupati, kami dari ormas Islam siap dibelakang Bapak untuk memberantas kemaksiatan. Bila perlu kami siap jihad jika mereka mencoba melawan dan membangkang,” tegas Mantan Ketua DPRD OKU ini diiringi takbir dari perwakilan ormas Islam lainnya.
H Alikhan menambahkan GNPF Ulama bersama ormas Islam OKU lainnya untuk sementara waktu menempuh jalur diplomasi melalui musyawarah dengan tokoh agama dan masyarakat di Baturaja dan itu sudah mereka lakukan, serta beraudiensi dengan Bupati, Kapolres, dan Dandim termasuk juga dengan DPRD OKU nantinya.
“Untuk sementara waktu kami melalui jalur diplomasi dulu yakni menyampaikan tuntutan, termasuk menemui Bapak Bupati dan nantinya ke DPRD OKU. Tapi jika cara ini tidak berhasil dan didengar mereka, maka jangan salahkan kami, jika nantinya kami terpaksa mengambil jalur jihad Amar Makruf Nahi Munkar. Sebab ini jika dibiarkan akan merusak moral bangsa terutama generasi muda,” imbuhnya.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua PA 212 Muslim Baijuri dan salah satu pengurus PA 212 lainnya, Rahmat Hidayat.
Menurut mereka berdasarkan hasil investigasi timnya di lapangan, memang ditemukan usaha-usaha karaoke, panti pijat dan lainnya banyak disalahgunakan sebagai sarana maksiat transaksi seks atau prostitusi terselubung.
“Belum lagi narkoba dan mirasnya. Itu baru transaksi seks saja. Termasuk juga mereka melanggar jam buka. Bahkan ada yang buka hingga subuh. Selain itu, kalau dulu wanita-wanita pendampingnya dari luar OKU, bahkan dari Jawa. Tapi, sekarang sudah banyak dari dalam OKU. Hal ini sungguh sudah sangat mengkhawatirkan,” ujar mereka.
Salah satu Penasehat MUI OKU KH Maulana Syamsi meminta kepada Bupati OKU untuk segera menuntaskan permasalahan kemaksiatan itu agar jangan sampai merebak seperti narkoba yang semakin hari semakin sulit diberantas. Sementara itu Salah satu tokoh masyarakat Sukaraya H Mahmud yang rumahnya berdekatan dengan salah satu usaha karaoke yang diduga sering disalahgunakan sebagai tempat maksiat menegaskan ia bersama warga sekitar sudah resah dengan keberadaan usaha karaoke itu yang berkedok sebagai karaoke family. “Mereka bahkan buka sampai subuh. Suara musiknya sangat menganggu. Belum lagi keberadaan wanita-wanita seksi memakai pakaian mini diduga PW atau Pemandu Wanita seriterlihat bermunculan di karaoke tersebut. Termasuk dugaan adanya miras dan narkoba. Kami semakin hari semakin resah. Apalagi ditambah mereka akan menambah usaha baru yang sejenis didepannya. Ini kok bisa dengan mudah diberikan. Anehnya. Bangunannya belum selesai, usahanya belum buka. Kok izinnya sudah ada. Ada oknum Dinas Perizinan yang mengurus surat ini supayo gol. Termasuk mendatangi Ketua RT dan beberapa warga. Selain itu, tidak ada izin lingkungan sekitar, kok mereka sudah bisa langsung diberikan izin. Inikan aneh. Hal ini sudah kami bahas dalam rapat warga sejak tahun kemarin. Saya selalu berusaha menyabarkan warga untuk tidak bertindak sendiri, salah satunya mengambil solusi dengan menyampaikan tuntutan kepada pihak terkait termasuk dengan Pak Bupati sekarang ini,” tegasnya.
Sementara dalam tanggapannya, Bupati OKU H Kuryana Azis mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas laporan dan tuntutan dari GNPF Ulama bersama ormas Islam OKU lainnya dan tokoh masyarakat Baturaja mengenai maraknya usaha-usaha yang diduga disalahgunakan sebagai tempat maksiat. “Kami tampung dulu itu, nanti akan kami tindaklanjuti. Saya selaku Bupati OKU tidak bisa serta merta melakukan tindakan langsung. Tapi bukan berarti saya takut sebab semuanya harus mengikuti aturan, apalagi saya dengar mereka sudah mengantongi izin. Nantinya izin mereka akan coba kami evaluasi lagi, apabila terbukti melanggar akan kami beri sanksi termasuk penutupan. Saya berjanji akan berusaha segera menuntaskan permasalahan ini,” ujar Kuryana.
Kuryana Azis juga berjanji akan segera mengadakan pertemuan dengan Forkopimda yakni Ketua DPRD OKU, Kapolres, Dandim, Kejari dan lainnya termasuk juga dengan memanggil dinas-dinas terkait. Selanjutnya Bupati OKU H Kuryana Azis menandatangani Fakta Integritas yang diminta perwakilan GNPF Ulama bersama Ormas Islam lainnya sebagai komitmen untuk menjaga Kabupaten OKU dari kemaksiatan dan kemunkaran.
Selanjutnya pertemuan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH Maulana Syamsih. #yan