Jangan setengah hati menjadi guru, karena anak didik telah menanti dengan sepenuh hati. Kalimat ini setidaknya bisa sebagai motivasi bagi kita untuk menjadikan guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan.
Tentunya dengan memegang peranan penting dalam membentuk karakter anak bangsa. Menjadi guru di zaman digital ini sulit-sulit mudah, akan sulit bagi guru yang gaptek (gagap teknologi) dan sangat menyenangkan bagi guru yang kreatif dan menguasai IT.
Banyak anak bangsa saat ini berprestasi dan sudah berbicara di pentas dunia, baik dari segi akademik, maupun keterampilan, peran guru lah yang membimbing mereka menjadi anak yang berprestasi. Namun, itu semua tidaklah menjadi tanggung jawab guru saja, semua pihak haruslah bisa bekerja sama untuk mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan.
Selain mengantarkan anak didik menjadi siswa yang berprestasi, pembentukan karakter juga menjadi hal yang utama dalam mendidik generasi sekarang ini. Setiap anak harus memiliki karakter positif yang kuat, diantaranya pekerja keras, bertanggung jawab, disiplin dan juga mampu berkolaborasi dalam melakukan hal-hal dan kegiatan yang bermanfaat.
Selain guru di sekolah, orangtua juga sangat berperan dalam hal ini, termasuk masyarakat dan juga pemerintah. Semua harus bersinergi untuk mengantarkan mereka menuju masa depan Indonesia yang lebih maju.
Terlepas dari semua hal itu, memang tidak bisa dipungkiri guru lah yang harus berperan aktif mengantarkan anak didik menjadi siswa yang kreatif dan inovatif. Guru harus bisa menyampaikan materi tanpa mengabaikan penanaman nilai. Apalagi zaman digital saat ini, proses pembelajaran mengharuskan guru untuk terus mengajar secara aktif dan kreatif.
Dengan berinovasi dan menemukan cara mengajar yang menarik dan tidak membuat siswa bosan. Bagaimana cara menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif bagi siswa sesuai zamannya?
Saat ini peranan guru tidak hanya memberikan dan menjelaskan pembelajaran di depan kelas saja. Dimanapun dan kapanpun guru harus bisa menjadi fasilitator bagi siswanya. Menjadi guru saat ini tidak lagi menyamaratakan semua kemampuan muridnya.
Ibaratkan seorang petani, guru harus bisa menanam, merawat setiap benih tanaman yang ditanamnya. Sesuai dengan filosofi pelajar pancasila yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, sebagai kunci dan penerapan kurikulum merdeka yang saat ini baru diterapkan di dunia pendidikan kita.
Guru harus bisa mengantarkan anak didiknya menjadi manusia yang bermanfaat dan berdaya guna sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya. Dalam arti kata, jangan menyuruh monyet berenang, dan melatih ikan terbang karena itu sudah pasti tidak akan bisa terjadi.
Begitu kompleksnya tugas menjadi guru saat ini, sudah seharusnyalah guru juga terus belajar dan mengupdate kemampuannya dalam mempersiapkan diri dalam membersamai anak didik. Banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk menunjang pembelajaran, kelas digital adalah salah satu cara pembelajaran kreatif saat ini.
Sudah saatnya sekolah membuka kelas digital, dan belajar menggunakan teknologi yang saat ini tidaklah asing lagi bagi generasi ini. Apa saja aplikasi digital yang bisa digunakan dalam pembelajaran saat ini? Di antaranya Classroom, weebex, office 365, Camtasia, Kind Master, zoom, whatsapp, Instagram, facebook dan banyak aplikasi di gawai dan laptop yang bisa menunjang pelaksaan pembelajaran saat ini.
Semua ini bisa dimanfaatkan, apa lagi bagi generasi Z yang kelahiran antara 1996-2010. Mereka inilah yang banyak berkomunikasi dan aktif menggunakan media social, cepat beradaptasi dengan teknologi tercanggih saat ini.
Generasi inilah yang paling banyak menggunakan media sosial, seperti Instagram, dan facebook. Jadi sekali-kali kita sebagai guru bisa live langsung dari instagram kepada siswa kita, sudah pasti akan banyak yang mengikuti dan banyak yang berpartisipasi, karena memang inilah zaman mereka, inilah dunia mereka.
Sebagai pendidik, kita harus kreatif dan terbuka dengan berbagai perubahan dan bisa melebur dengan kemajuan zaman. Jangan jadikan teknologi yang berkembang saat ini sebagai kambing hitam tidak bisa mengajar dengan maksimal. Apa saja yang harus dipersiapkan dan harus dikuasai oleh guru dalam pembelajaran digital yang efektif? Berikut ada beberapa kunci praktis yang bisa dilakukan oleh guru.
Pertama, guru harus mempunyai kemampuan dalam memanfaatkan teknologi. Sebagai guru kreatif, yang harus dilakukan saat ini adalah penguasaan teknologi untuk menunjang pembelajaran.
Sekolah harus memberikan bekal dan fasilitas kepada guru dengan workshop atau pelatihan pembuatan bahan ajar dengan media digital. Intinya, guru harus belajar lagi dan bisa memberdayakan teknologi yang ada, karena yang dihadapi oleh guru sekarang ini generasi Z yang melek teknologi.
Kedua menciptakan pembelajaran terencana dan efektif. Selain menguasai teknologi, yang harus dipersiapkan seorang guru adalah menyajikan pembelajaran terencana dan efektif. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan quality lesson plan dan mengatur langkah-langkah pembelajaran yang detail.
Guru dan siswa dapat menetapkan tujuan pembelajaran sesuai ketersediaan waktu dan memilih materi yang akan disampaikan dengan langkah-langkah tepat dan akurat. Gunakan media digital yang bisa menunjang kegiatan pembelajaran.
Ketiga, mampu menyatukan persepsi siswa, dalam pembelajaran digital, seorang guru harus bisa menarik dan memotivasi siswa dalam belajar. Mereka harus tetap berusaha berkarya melalui pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar, yang bisa dilihat dan di dapatkan di mana saja. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Untuk itu perlu didorong terciptanya kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah. Guru harus kreatif dalam meramu materi, menggunakan metode menyenangkan, dan memberikan tugas yang dapat menstimulasi siswa bertanya kepada guru, teman sekelas, maupun orang tua.
Keempat, seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, berkarakter dan bermakna. Konsep pembelajaran bermakna dan menyenangkan juga harus mampu dilaksanakan oleh setiap guru kepada siswanya di rumah. Jadi kunci efektifitas sistem pembelajaran digital ini adalah bagaimana seorang guru harus kreatif dan inovatif menciptakan dan menyajikan materi pembelajarannya.
Karena belajar tidak melulu harus mengejar target kurikulum, penanaman nilai karakter dan aqidah tetap harus diperhatikan. Motivasi dan pesan tetap harus diberikan di setiap materi yang disajikan, karena pembangunan sumber daya manusia yang berkulitas mulai dari bangku pendidikan.(DILLA, S.Pd, GURU SMP ISLAM AL ISHLAH BUKITTINGGI)