Harapan petani sawit harga tandan buah segar (TBS) kalapa sawit bakal naik setelah pencabutan larangan ekspor CPO tak kunjung terwujud. Sebaliknya harga TBS terus merosot.
Jika sebelumnya berkisar Rp 2.200 per kilogram, kini harga TBS di bawah angka Rp 1.500 per kilogram. Kondisi tersebut kembali membuat petani sawit kewalahan.
Habibi, 35, petani sawit di Dharmasraya mengungkapkan, dari hari ke hari, kehidupan petani sawit makin sulit.
“Disangka dengan sudah dibukanya kembali kran ekspor CPO, harga sawit bisa naik namun yang terjadi justru sebaiknya, harga makin merosot. Rata-rata harga di hampir semua timbangan sawit berkisar Rp 1.200 per kilogram, kondisi hari Selasa (21/6). Jika tetap tidak ada juga perhatian dari pemerintah bukan tidak mungkin harga kelapa sawit akan tembus di bawah Rp 1.000 per kilogram. Saat ini petani sawit sudah masuk dalam masa krisis ekonomi,” jelas Habibi.
Ironisnya, kondisi tersebut justru diperparah lagi dengan biaya produksi yang mahal. Salah satunya harga pupuk yang juga naik gila-gilaan. Jika dulu harga pupuk hanya Rp 300 ribu per karung isi 50 kilogram, kini naik jadi Rp Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta untuk jenis pupuk nonsubsidi.
Untuk stok pupuk nonsubsidi cukup banyak namun untuk pupuk subsidi susah mendapatkannya. Begitupun dengan harga pestisida atau racun hijau. Jika dulu seharga Rp 1 juta isi 20 liter kini naik seratus persen jadi Rp 2 juta.
Sementara upah atau biaya panen sekitar Rp 200 per kilogram. Dan untuk biaya lansir sawit dari kebun ke pabrik sekitar Rp 100 hingga Rp 300 per kilogram tergantung kondisi jalan dan jarak tempuh
Petani lainnya, Randi Irwan Syah, 43, mengatakan, dengan dibukanya kembali ekspor sawit beberapa waktu lalu, petani sawit sempat menaruh harapan besar harga sawit akan kembali naik. Namun justru sebaliknya, harga sawit terus merosot.
“Dengan harga sawit yang murah tersebut tidak sebanding lagi dengan biaya perawatan, seperti untuk beli pupuk. Belakangan saya tidak lagi memberi sawit saya pupuk, harga pupuk semakin melangit, sementara harga sawit melantai ke tanah. Ditambah lagi dengan harga kebutuhan pokok yang juga mahal seperti cabai. Ka baa lah caronyo kami ka hiduik, (bagaimana lagi caranya kaki mau hidup),” keluh Roni.
Sementara itu, Kepala Tata Usaha yang juga merangkap Humas Pabrik Kelapa Sawit (PKS), Wahyu Sinaga, Selasa (21/6) mengatakan, memang terjadi penurunan harga TBS. Sekarang harga Rp 1.400 ribu per kilogram, sebelumnya harga TBS sekitar Rp 2. 035 per kilogram. (ita)