Penebangan pohon trembesi di sepanjang Jalan Raya Indarung, tepatnya di kawasan Bandarbuat, Kecamatan Lubukkilangan dikeluhkan warga.
Dari pantauan di lapangan tepatnya di depan Sumatek Subur, pohon trembesi yang tumbuh subur di median jalan sebagai pelindung jalan dibabat. Potongan kayu-kayu diletakkan di pinggir jalan.
Sementara ada median jalan yang dibongkar. Pembabatan dilakulan karena ada galian untuk pemasangan saluran pipa air. Penebangan pohon yang melindungi jalan itu turut disorot Ketua DPC Gerindra Kota Padang Verry Mulyadi.
Pria yang juga tokoh masyarakat setempat mengeluhkan kondisi itu. Jika penebangan pohon pelindung itu terus dilakukan di sepanjang jalan Raya Indarung itu, maka akan merusak lingkungan sekitar.
“Demi kepentingan tertentu, yang dirusak malah pohon yang sudah jadi pelindung. Seharusnya ada alternatif atau titik lainnya untuk pemasangan pipa. Kenapa harus pohon yang dibabat,” ujarnya.
Ia mewakili masyarakat sekitar, meminta agar pengerjaan penggalian pipa itu tidak merusak tanaman sekitar, apalagi pohon berada di sepanjang fasilitas umum yang berfungsi sebagai pelindung jalan.
“Alangkah baiknya pemasangan pipa saluran air ini tidak merusak median jalan yang sudah ada pohon pelindungnya. Padahal pohon ini butuh waktu tumbuh bertahun-tahun, tapi ini malah ditebang,” sesal Verry.
Untuk itu ia meminta agar perusakan pohon segera dihentikan karena pohon adalah penghasil oksigen. Bahkan pemerintah sudah jauh-jauh hari mengimbau agar masyarakat menjaga lingkungan dan melestarikan alam.
“Katanya mau Go Green, kok malah yang ada dirusak dan ditebang,” ujarnya.
Verry meminta dan DPRD dengan komisi yang terkait menyikapi dan meninjau hal ini. Jika perlu adakan rapat dengan Pemko Padang.
Verry mengisahkan, jika pohon-pohon yang ada di sepanjang jalan itu merupakan buah perjuangan bersama dalam penanamannya. Pada 2009 ia menjadi pelopor bersama Korem 032/WBR.
Bahkan dilakukan pembibitan trambesi yang sempat ditawarkan kepada Wali Kota Padang Fauzi Bahar kala itu untuk ditanam di sepanjang bibir pantai. Maka itu menurutnya tidak pantas pohon yang sudah ditebangi untuk pengerjaan proyek tertentu.
Keluhan lain juga disampaikan warga Efrimon warga lainnya. Ia juga meminta agar tanaman itu tidak ditebang. Jika ditebang tentu sudah merusak tatanan kota.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang Mairizon menyebut juga sudah menerima keluhan terkait persoalan itu. Bahkan pohon yang ditebang juga sudah didata. “Bahkan barusan Pak Sekda juga menelpon saya menanyakan persoalan itu,” ujarnya, kemarin (21/11)
Ia menyebut, proyek pemasangan pipa air itu merupakan proyek PDAM Kota Padang. Memang sebelumnya PDAM sudah berkoordinasi dengan DLH Padang. Dengan perjanjian bahwa akan ada perbaikan median jalan serta pengantian pohon yang ditebang.
“Jadi PDAM harus mengganti kembali pohon yang ditebang dengan pohon baru. Dan memperbaiki kembali median jalan yang rusak akibat penggalian. Tidak bisa mereka membiarkannya begitu saja,” ujarnya. (wni)