JAKARTA – PT Home Credit mencatatkan total pembiayaan kepada konsumen pada 2017 sebesar 5,3 triliun rupiah, naik hampir tiga kali lipat dibanding tahun 2016 yang hanya mencapai 1,8 triliun rupiah. Adapun porsi pembiayaan konsumen masih didominasi oleh produk smartphone sebesar 73 persen, sisanya 22 persen pembiayaan produk elektronik, dan 5 persen untuk produk furnitur.
Chief Executive Officer Home Credit Indonesia, Jaroslav Gaisler, mengatakan alasan pembiayaan smartphone lebih tinggi dibanding yang lainya dikarenakan secara natural masyarakat Indonesia maupun penduduk dunia tidak mungkin ganti kulkas atau peralatan elektronik dalam waktu satu tahun, tetapi bisa 5 sampai 10 tahun.
“Tapi handphone setahun sudah ganti. Bahkan, makin cepat sekarang orang ganti smartphone selama 6 bulan sudah ganti. Itu yang menyebabkan smartphone sampai saat ini lebih besar, angkanya sampai 73 persen,” kata dia di Jakarta, Selasa (6/2). Menurut dia, kalau polanya akan tetap sama, maka pasar smartphone bakal tetap menjadi andalan penyokong pendapatan korporasi.
Sebab, ia merasa mustahil ke depan seseorang akan lebih cepat mengganti produk elektronikanya. Home Kredit juga akan memanfaatkan perkembangan e-commerce. Sejumlah penyedia jasa transaksi digital seperti marketplace dalam berbisnis juga sudah kerja sama. Dengan begitu, produk pembiayaan perusahaan bisa ditawarkan secara online.
ahm/AR-2