JAKARTA – Pusinafis Bareskrim Polri mengecek Closed Circuit Television (CCTV) di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, untuk mendukung proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri, Kramat Jati hingga kini telah mengidentifikasi 29 korban, sementara 33 orang korban lainnya belum terindentifikasi.
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Ren Inafis Polri AKBP Yani saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (18/1), mengatakan, tim Inafis akan melihat para penumpang saat memasuki pesawat melalui CCTV.
“Saat ini, Inafis sudah mengantongi data dari CCTV, nanti CCTV yang ada di bandara, sebelum korban memasuki pesawat akan dianalisis dari alat kami. Mudah-mudahan nanti hasilnya jelas dan segera diperoleh,” ucap Yani.
CCTV ini diperlukan dalam proses identifikasi karena potongan tubuh yang didapat oleh tim evakuasi tidak seluruhnya memiliki sidik jari. Dengan rekaman CCTV ini, diharapkan bisa menambah data untuk dijadikan rujukan identifikasi korban.
“Mudah-mudahan melalui analisis CCTV yang diperoleh, bisa lebih mendukung terkait dengan kejelasan data korban,” ujar Yani berharap.
Menurut Yani, nantinya rekaman CCTV akan dicocokan ke dalam data server Inafis. Karena Inafis mempunyai data yang terhubung dengan Dukcapil.
“Di sini adalah server e-KTP Induk. Kami punya database dalam Pos Inafis yang nantinya akan mendukung sepenuhnya terkait dengan data yang diperoleh untuk mengungkap kejelasan dari identifikasi para korban pesawat,” tutur Yani.
Diakui Yani, pihaknya akan mengidentifikasi korban dari wajah dan sidik jari. Karena Inafis sudah mempunyai peralatan lengkap untuk mengidentifikasi sisa-sisa korban Pesawat Sriwijaya Air.
Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air PK-CLC dengan tujuan Jakarta-Pontianak hilang kontak sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Pesawat tersebut kemudian diketahui jatuh di Perairan Kepulauan Seribu antara Pulau Laki dan Pulau Lancang. ant/P-5