Sudah beberapa hari kita berpuasa, tetapi ada yang terasa berbeda pada bulan suci yang penuh berkah ini. Pada bulan Ramadhan yang biasanya, seluruh umat muslim sangat bersemangat meramaikan masjid dan mushala untuk melaksanakan ibadah shalat wajib dan sunah secara berjamaah. Pengajian, tadarus dan i’tikaf dilakukan di seluruh masjid dan mushala seakan tidak pernah letih hingga larut malam.
Semangat dan suasana menjalankan ibadah secara bersama-sama sangat terasa di setiap bulan Ramadhan sehingga setiap umat muslim sangat merindukan datangnya bulan suci ini. Namun, wabah pandemi Covid-19 atau biasa disebut korona, datang melanda seluruh dunia. Pandemi ini menyebabkan diterapkannya berbagai aturan oleh pemerintah, seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Di Sumbar, PSBB sudah mulai diterapkan pada hari Rabu, 22 April 2020 berdasarkan Keputusan Gubernur Sumbar. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, mengingat beberapa wilayah sudah mengalami transmisi lokal Covid-19. Keputusan Gubernur Sumbar tersebut diikuti oleh surat edaran dari gubernur tentang petunjuk teknis pelaksanaan PSBB di berbagai bidang, termasuk bidang keagamaan.
Selama pemberlakuan PSBB, dilakukan penghentian sementara kegiatan keagamaan di rumah ibadah dan/ atau di tempat tertentu. Oleh karena itu, jamaah akan menjalankan ibadah selama bulan Ramadhan di rumah masing-masing. Walaupun menimbulkan sedikit kekecewaan, tetapi dampak positif sangat banyak dalam situasi seperti saat ini. Dengan diberlakukannya PSBB, beberapa perkantoran menerapkan work from home (WFH), sehingga waktu akan lebih banyak di rumah.
Keluarga inti akan menjadi lebih dekat pada bulan Ramadhan kali ini. Ibadah pun bisa dilakukan dengan lebih maksimal dengan anggota keluarga walaupun tidak ke masjid atau mushala, seperti shalat tepat waktu, zikir, dan tadarus. Dengan demikian, akan terbangun citra keluarga yang terasa sangat harmonis.
Puasa akan memberikan manfaat bagi kesehatan. Beberapa penyakit dapat terkontrol dengan menjalankan hidup sehat di bulan Ramadhan, salah satunya diet. Pengontrolan diet dilakukan secara bersama-sama dalam anggota keluarga dengan saling mengingatkan. Mencoba menu masakan baru yang sehat juga dapat dilakukan di rumah saja, karena resep-resep masakan dapat diakses dengan sangat mudah di zaman melek teknologi saat ini.
Diabetes melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang dapat terkontrol dengan pengelolaan tepat, salah satunya pengaturan diet. Pengelolaan tersebut termasuk penilaian medis pra-Ramadhan (dua atau empat bulan sebelum bulan Ramadhan), strategi pola makan, jumlah aktivitas, pemilihan terapi yang sesuai, pemantauan kadar gula darah, dan mengenali, serta mengontrol komplikasi akut dari DM.
Dengan demikian, penderita DM dapat menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan baik dan risiko yang minimal. Penyakit lain yang dapat terkontrol dengan diet selama berpuasa adalah hipertensi, obesitas, kadar kolesterol tinggi dalam darah, dan gangguan saluran cerna. Mengurangi konsumsi makanan berlemak dapat menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol. Pola makan sehat dan teratur dapat menurunkan berat badan.
Terkontrolnya tekanan darah, serta penurunan berat badan dan kadar kolesterol dalam darah dapat mencegah komplikasi seperti penyakit jantung koroner dan stroke. Diet teratur selama berpuasa juga sangat membantu proses penyembuhan penyakit saluran cerna, terbanyak yaitu gastritis atau sakit maag. Selama Ramadhan, ibadah yang kita lakukan disertai dengan berserah diri kepada Allah SWT.
Hal tersebut sangat efektif dalam menurunkan stres psikis dan membantu menjaga kestabilan emosi. Lebih lanjut, penurunan stres akan menurunkan faktor inflamasi. Hal akan membantu menurunkan proses radang di seluruh tubuh, sehingga tubuh akan terasa lebih baik. Situasi pandemi Covid-19 tidak menghambat kita dalam melakukan ibadah
puasa. Bahkan, ibadah puasa dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu perbaikan sistem imun dengan meningkatkan aktivitas makrofag, penurunan tumor-necrosing factor-a (TNF-a), interleukin-6, dan interleukin-1b.
World Health Organization (WHO) tidak melarang ibadah puasa di bulan Ramadhan. WHO menganjurkan asupan nutrisi yang adekuat dan minum air yang banyak selama Ramadhan di situasi pandemi ini. Aktivitas fisik yang cukup dan dilakukan di rumah sangat dianjurkan agar tubuh menjadi lebih sehat dan memiliki imunitas yang baik.
Dalam menjalankan ibadah, WHO juga menyarankan agar physical distancing dengan jarak minimal satu meter tetap dilakukan. Saat bertemu dengan orang lain, disarankan agar tidak bersalaman langsung untuk menghindari kontak fisik yang meningkatkan risiko penularan. Aktivitas di bulan Ramadhan yang berkaitan dengan berkumpulnya orang banyak untuk sementara dihentikan dahulu.
Anjuran dari WHO penting untuk kita semua, apalagi untuk kelompok berisiko tinggi penularan Covid-19. Orang yang sedang merasa kurang sehat, usia tua, atau memiliki penyakit komorbid seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung sangat disarankan untuk menghindari keramaian karena rentan tertular dan menderita Covid-19 berat.Oleh karena itu, ibadah selama Ramadhan sangat dianjurkan di rumah saja bersama anggota keluarga yang tinggal serumah.
Harmonisasi nan indah akan terbangun dalam beribadah di rumah tangga masing-masing kita, di mana Ramadhan terdahulu mungkin tidak kita dapatkan suasana seindah tahun ini. Dengan demikian, marilah kita ambil hikmah Ramadhan di tengah wabah korona, yaitu indah, lebih sehat, ibadah lebih sempurna, dan lebih dekat dengan Yang Maha Kuasa. Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Semoga ibadah kita diterima oleh Allah SWT. (Eva Decroli-Guru Besar Fakultas Kedokteran Unand)
The post Indahnya Ramadhan di Tengah Wabah Korona appeared first on Padek.co.