in

Industri Manufaktur Mulai Ekspansi

JAKARTA – Industri manufaktur nasional dalam tiga bu­lan terakhir terus menunjukkan perbaikan yang tecermin dari Purchasing Manager Index (PMI) yang terus mening­kat. Pada Juni tercatat PMI 39,1 lalu naik ke level 46,9 pada Juli dan pada Agustus lalu berada di posisi 50,8. Jika PMI kurang dari 50 maka masuk dalam kategori kontraksi, 50 netral dan lebih dari 50 masuk ke posisi ekspansi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi pengarah­an kepada para gubernur di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (1/9), mengatakan beberapa indikator perekono­mian, seperti indeks manufaktur (PMI), konsumsi masya­rakat, dan ekspor sudah mulai merangkak naik, namun tetap perlu kerja keras untuk menghindari potensi resesi ekonomi di kuartal III 2020.

“Purchasing Manager Index sudah kembali masuk ke angka 50-an. Ini sudah berarti pada posisi normal, kemu­dian juga pajak juga mulai angkanya naik, meskipun belum pada posisi normal,” kata Presiden.

Namun demikian, Kepala Negara mengingatkan pen­tingnya penerapan protokol kesehatan dalam setiap kegiat­an masyarakat. Para gubernur diharapkan mengendalikan porsi gas dan rem untuk menyeimbangkan kebijakan pe­nanganan kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi.

Semakin Bergeliat

Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan resmi menga­takan industri manufaktur di Tanah Air menunjukkan ge­liat yang agresif di tengah tekanan dampak pandemi Cov­id-19. Kini, manufaktur mulai ekspansif setelah melampaui ambang netral (50,0).

Untuk itu, dia meminta aktivitas sektor industri harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Kami telah mewajibkan perusahaan industri untuk aktif melaporkan penerapan protokol kesehatan secara online melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas),” kata Menperin.

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh IHS Markit, PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus tahun ini menunjuk­kan peningkatan yang solid, baik dalam produksi maupun pesanan baru, sehingga berkontribusi positif pada kondisi bisnis sejak bulan Februari. Ekspansi pada output dan per­mintaan baru tersebut mengalami kisaran yang tercepat selama enam tahun.

Menurut hasil survei, perusahaan manufaktur di Indone­sia pada umumnya menyatakan bahwa output dan pertum­buhan penjualan yang kuat berasal dari pembukaan kembali ekonomi secara bertahap. Ini ditunjukkan oleh peningkatan permintaan klien, terutama didorong oleh pasar domestik.

Menanggapi hasil PMI Manufaktur Indonesia pada bu­lan Agustus, Kepala Ekonom IHS Markit, Bernard Aw, me­ngatakan untuk pertama kalinya sejak Februari, perusaha­an manufaktur Indonesia melaporkan perbaikan kondisi bisnis pada Agustus.

“Permintaan juga menunjukkan tanda-tanda kebang­kitan kembali, membantu mengurangi laju kehilangan pe­kerjaan,” katanya. n fdl/ers/E-9

What do you think?

Written by Julliana Elora

Sepeda Menjadi Hijau

Pemerataan Akses Kebutuhan Dasar Publik Jadi Prioritas Fiskal