in

Ingatlah Hiroshima

Wajah mereka sepenuhnya terbakar. Dengan bola mata melesak ke dalam, cairan yang meleleh dari mata mengalir ke leher…

Untuk tiap niat berperang, seperti yang tengah kita saksikan sekarang antara Korut dan AS. Untuk tiap niat mengembangkan senjata nuklir, seperti yang sudah dilakukan Korut, AS, dan beberapa negara lain. Ingat-ingatlah pasase mengerikan dari John Hershey itu.

Hershey melaporkannya langsung dari Hiroshima, Jepang, yang dibom atom pada 6 Agustus 1945. Sebuah tragedi kemanusiaan yang menewaskan sampai sekitar 150 ribu jiwa. Itu di Hiroshima saja. Belum termasuk Nagasaki yang juga dibom tiga hari berselang.

Ada perang, ada bom atom. Itu yang membuat kita pantas khawatir terhadap ketegangan yang terjadi antara Korut dan AS. Mereka sudah secara terbuka menyatakan kesiapan untuk berperang. Dan mereka punya nuklir.

Padahal, sejatinya tak ada kondisi sangat mendesak yang harus membuat kedua negara mengangkat senjata. Mereka tak memperebutkan perbatasan. Mereka juga tak bersaing mendapatkan ladang minyak.

Yang terjadi adalah pembiaran terhadap communication breakdown. Korut dan AS berbicara dalam bahasa masing-masing. Tanpa berusaha mencari titik temu. Jadilah Pyongyang berkali-kali memamerkan misil, sedangkan Washington DC terus-terusan memelopori sanksi.

Bukankah selalu ada jalan untuk berkomunikasi? Untuk berdiplomasi? Tiongkok dan Rusia, misalnya, sepatutnya bisa lebih dirangkul untuk mendekati Pyongyang. Dan Washington, di bawah Donald Trump, harus terus-menerus diingatkan agar tidak memandang dunia dalam dikotomi “either with us or against us”.

Kalau tidak, dan Korut tetap menyerang Guam, lalu dibalas AS menyerang negeri tetangga Korea Selatan itu, bukan hanya dua Negara tersebut yang akan terlibat. Efeknya bakal sangat melebar. Melibatkan banyak negara. Memakan banyak korban. Mengerikan.

Karena itu, komunitas internasional, entah di bawah PBB atau inisiatif sejumlah negara, harus bergandengan tangan seerat-eratnya memastikan hal tersebut tidak terjadi. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Edwin Ganadhi, Distributor Kubota Sumbar

Lift Hotel Mati, Katering Haji Basi