in

Inovasi Teknologi Dukung Produksi Beras

PANEN: Suasana panen padi serentak di lahan sawah Darman
Kelompok Tani Sakato Kelurahan KTK, Minggu (12/3).(IST)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan nasional, Kementerian Pertanian mencanangkan panen padi serentak di seluruh Indonesia mulai tanggal 11 Maret 2023 yang diberi nama Panen Padi Nusantara.

“Kota Solok yang telah menetapkan identitasnya sebagai Kota Beras merasa perlu ikut menyukseskan kegiatan panen bersama ini,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Solok, Zulkifli, saat panen Padi Serentak di lahan sawah Darman di Kelompok Tani Sakato Kelurahan KTK, Minggu (12/3).

Selain ingin membuktikan bahwa Kota Solok sebagai pusat produksi beras, juga menunjukkan Kota Solok mempunyai beras yang telah diakui oleh Kemenkumham RI sebagai beras yang memiliki Indikasi Geografis.

Panen padi dengan varietas lokal Bujang Marantau pada hamparan seluas 7 hektare yang beririgasi lancar ini, didapat hasil ubinan sebanyak 7,24 ton. Hasil ini menunjukkan produktivitas padi Kota Solok selalu di atas rata-rata provinsi dan nasional.

Sebagaimana diketahui, Kota Solok merupakan penghasil beras ternama yaitu Bareh Solok dengan dua varietas yang ber-Indikasi Geografis yaitu varietas Anak Daro dan varietas Cisokan. Sertifikat dua varietas ini telah dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM sebagai varietas ber-Indikasi Geografis pada tahun 2018.

Berdasarkan data tahun 2021 didapatkan produksi padi di Kecamatan Lubuk Sikarah 17.258 ton, sementara di Kecamatan Tanjung Harapan 3.124 ton. Sehingga total produksi padi/gabah di Kota Solok adalah 17.382 ton.

Jika diasumsikan konfersi gabah keberas 62,74 persen maka didapatkan produksi beras di Kota Solok 10.905 ton. Jumlah kebutuhan penduduk Kota Solok dengan jumlah penduduk tahun 2020 adalah 71.010 jiwa (konsumsi 114 kg/kap/tahun) adalah 8.095 ton sehingga berlebih ketersediaan beras di Kota Solok sebanyak 2.810 ton.

“Berdasarkan data ini dengan luasan sawah yang ada sekarang, sudah melebihi kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Solok,” tambahnya.

Tak hanya itu, Zulkifli juga menyebut Pemko Solok terus lakukan inovasi teknologi untuk mendukung produksi beras di Kota Solok, hal tersebut karena di Kota Solok pertanian sudah menjadi sebuah industri.

“Saat ini, beras sudah menjadi sebuah industri, dimana masa panen harus singkat, tanpa mengurangi kualitas dan kemurnian beras, apalagi teknologi untuk mencapai itu sudah ada, dan tinggal memanfaatkannya saja,” jelasnya.

Ia juga menyebut, tahun lalu Pemko Solok juga sudah menjalin kerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dengan  melakukan rekayasa genetika untuk memperpendek umur tanaman padi varietas Anak Daro. Batan berupaya untuk memperpendek umur tanaman padi Anak Daro dari 135-145 hari menjadi 120 hari saja.

Hasil penelitian itu, sudah diuji coba di Desa Mandiri Benih (DMB) Mutiara Tani Kelurahan Tanahgaram, DMB Sembiko di Kelurahan IX Korong, dan DMB Guguk Lancing Makmur di Kelurahan Simpangrumbio.

DMB di Kota Solok juga selalu berupaya untuk mengembangkan padi varietas Anak Daro, sehingga padi Anak Daro ini selalu tersedia bagi petani di Kota Solok. Selain dimanfaatkan oleh petani Kota Solok, padi Anak Daro yang dihasilkan oleh DMB didistribusikan ke luar kota.

“Hal ini dapat dilihat dari banyaknya permintaan benih dari luar Kota Solok seperti Kabupaten Sijunjung dan Mentawai,” tutupnya. (frk)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pencocokan dan Penelitian Data Pemilih untuk Pemilu 2024 oleh KPU di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta, 14 Maret 2023

Cegah Pencurian, Hidupkan Lagi Poskamling