Bom bunuh diri mengguncang Kota Kabul, Afghanistan, kemarin (7/11). Dua orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka. Yang disasar pelaku adalah kantor Shamshad TV, saluran televisi swasta berbahasa Pashtun. Beberapa jam setelah kejadian, militan Islamic State (IS) alias ISIS langsung mengklaim sebagai dalangnya.
“Pelakunya dua orang dan keduanya sudah berhasil dibunuh,” ujar Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Najib Danish kepada media. Dua korban tewas adalah penjaga berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Dia mengungkapkan bahwa pelaku memakai baju militer. Salah satu pelaku langsung meledakkan diri begitu tiba di gerbang stasiun televisi tersebut. Pelaku lainnya berhasil naik hingga ke lantai 2 dan menembaki para staf.
Pasukan khusus masuk ke lokasi dengan membuat lobang di tembok gedung dan berhasil mengendalikan situasi. Bangunan Shamshad TV sempat ditutup sementara dan dilakukan penyisiran. Namun, setelah dua jam, mereka kembali beroperasi seperti biasa.
Sesaat setelah kejadian, juru bicara Talilban di Afghanistan Zabihullah Mujahid mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan tersebut. Di lain pihak, website milik ISIS, Amaq, mengklaim bahwa para pelaku adalah anggota mereka. Tidak ada bukti-bukti yang mendukung klaim tersebut. Selama ini, basis utama ISIS di Afghanistan berada di Provinsi Nangarhar. Mereka kerap mengklaim serangan yang dilakukan di Kabul.
Afghanistan menjadi salah satu negara yang paling berbahaya bagi jurnalis dan pekerja media. Afghan Jurnalist Safety Committee mengungkapkan, pada semester pertama 2017, ada 73 kasus kekerasan terhadap jurnalis. Jumlah itu naik 35 persen dibanding periode yang sama pada 2016. (*)
LOGIN untuk mengomentari.