Sekitar 71% warga Jakarta mengaku khawatir dengan semakin menguatnya isu SARA selama Pilkada DKI Jakarta, seperti terungkap dalam sebuah survei. Dan masa kampanye yang masih beberapa pekan lagi menjelang pemungutan suara pada 19 April mendatang dikhawatirkan akan semakin meningkatkan intoleransi di kalangan masyarakat.
Dilansir dari CNN Indonesia, survei yang dilakukan Populi Center (PC) setelah Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, menunjukkan isu SARA yang digunakan dalam Pilkada Jakarta antara lain munculnya himbauan untuk tidak memilih calon muslim dan masalah tidak mensalatkan jenazah. Selain memisahkan masyarakat, isu SARA -menurut Direktur Populi Center, Usep Ahyar, juga membuat masyarakat terintimidasi.
“Ketika isu-isu SARA semakin menguat dan politik identitas menguat, maka ada yang merasa terintimidasi. Ada yang kebebasan pendapatnya menjadi terhalang, menjadi takut ketika mengemukakan pendapat. Itu (isu SARA) dan politik identitas itu kan pasti sengaja dibuat secara politik dan itu meniscayakan bahwa kelompoknya yang paling hebat sedang yang lain subordinat.”
“Dan yang lain tidak benar dan lain sebagainya. Orang yang tidak ikut pada politik identitas harus disingkirkan karena bukan dari kelompok saya, maka harus disingkirkan dan tidak dapat disalatkan,” tambah Usep.
LOGIN untuk mengomentari.