Hidup ini berputar layaknya seperti roda. Ada masa-masanya kita berada di putaran atas, ada masa-masanya kita berada di putaran bawah. Tidak selalu kita akan senantiasa berada di putaran atas dan tidak selalu juga kita akan senantiasa berada di putaran bawah.
Ada saat dimana dalam kehidupan ini, kita merasa begitu kecewa sekali bila berhadapan dengan makhluk bernama manusia. Berhadapan dengan keinginan dan kemauannya yang terbatas, terkadang menjadikan jiwa kita begitu perih dan sesak sekali.
Kita berbuat pada hari ini mungkin dia merasa senang, namun pada hari yang lain berbeda dari hari kemarin. Hari ini, dia mungkin mesra dan baik dengan kita. Tiba-tiba hari esok dialah yang menipu dan mempermainkan kita. Kita lakukan bermacam-macam cara untuk memuaskan hati manusia, tetapi kita tetap tak mampu juga.
Kita coba lakukan yang terbaik dari diri kita untuk manusia-manusia yang kita cintai. Namun kutukan bahkan hinaan yang kita dapatkan. Terkadang kita tidak dilayaninya, terkadang kita dimintai olehnya lebih dari kadar kemampuan yang mampu kita berikan.
Berhadapan dengan manusia memang akan menjadikan hidup kita penuh dengan kekecewaan. Sekiranya hidup kita hanya untuk memenuhi keinginan dan kemauannya. Oleh karena itu siapa saja yang mengharapkan ridho manusia pada tindakannya, dia pasti akan kecewa bila tidak memperolehnya.
Kita tidak mampu mengukur keinginan dan kemauan manusia. Hari ini, mungkin mereka mau kita jadi begini. Hari esok, entah mereka mau kita menjadi apa. Kita tidak pernah tahu dan tidak dapat menduga.
Sebab itulah siapa yang meletakkan ujung takdirnya di tangan manusia, dia pasti akan menyesal dan cepat kecewa dengan kehidupan yang singkat ini. Akhirnya, kekecewaan dan penyesalan itu berakhir dengan putus asa dan kerusakan yang tidak sepatutnya berlaku.
Manusia dengan keinginanya yang terbatas, dengan pendiriannya yang mungkin bisa berubah-ubah. Tidak akan mampu membuat hati kita merasa puas dan memiliki ketenangan yang hakiki. Jiwa yang penuh dengan ketenangan yang menipu, tidak akan mampu bertahan lama.
Maka bila memuaskan hati manusia, tidak akan pernah dapat memberi kepuasan dan ketenangan kepada kita. Lalu mengapa kita tidak kembali mencari kepuasan dan ketenangan ini dari Pemilik-Nya?
Letakkanlah ujung tali kehidupan kita ini, pengharapan penuh hanya kepada Sang Pencipta. Yakinlah! ketika kita merasa sempit, sesak dan kecewa dengan tekanan yang menerpa dalam kehidupan kita, ada hembusan ketenangan yang datang tertiup lembut dari-Nya dan membahagiakan hati kita dari segala kesesakan.
Maka yakinlah! Ketika uluran-uluran kebaikan kita disambut dengan tamparan dan kata-kata yang menyakitkan, kita tidak merasa begitu kecewa karena kita tahu ada Sang Pencipta yang sedang menjaga dan memberikan perhatian yang penuh kepada kita.
kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,