in

Japri

Malam itu kita tak bertatapan langsung apalagi saling pandang. Perjumpaan kita yang rutin kadang sebatas kewajiban tanpa makna, hilang cinta walaupun kita lakukan japri (Jalur Pribadi). Aku tahu cinta yang Engkau curahkan mengalahkan cinta siapapun di atas muka bumi ini.

Aku hanya mampu menemukan butiran kasih sayang di atas muka bumi ini. Tak sebanding tentunya, hati ini harusnya sesering mungkin japri agar menemukan cinta. Apa daya duniawi mampu membalut cinta yang tak terhingga bahkan bila seluruh cinta dikumpulkan.

Ketidakhinggaan mampu mengabstrakan cinta, ketika abstraksi hadir maka kealpaan menghinggapi tiap detik hidup ini. Berulangkali kesempatan datang namun sekian kali pula kesempatan menjadi sia-sia. Begitulah tabiat kami sebagai ciptaan-Mu yang penuh dosa dan tanpa cinta-Mu kami hanya akan menjadi bahan pembakar manusia lainnya.

Ingin rasanya selalu menjapri-Mu, sebuah kebiasaan mereka yang telah mencapai hakikat dari banyaknya syariat. Melekat dalam hati kotoran yang memusnahkan keindahan-Mu secara perlahan, melalaikan diri akan ingat padaMu. Sebuah kedurhakaan yang harusnya dihukum tapi kasih sayang-Mu tak terhingga never ending story.

Para pendakwah kebenaran kelihatan lelah, para pejuang kesepian, para pemimpin tak lagi memimpin malah membodohi namun Engkau tetap memberi dan memberi nikmat yang tiada banding. Engkau memancarkan cahaya cinta-Mu untuk menerangi hati yang gulita.

Manusia pendosa menjapri-Mu, meminta bahkan memelas nikmat-nikmat duniawi, betapapun kurang ajarnya manusia pada-Mu kasih sayang-Mu tetap tercurahkan. Tak ada japri yang tak dibalas, semua terbalas secara tuntas walaupun periode sesuai kehendak-Mu.

Kopiku selalu berbisik, “aku nikmat karena pencipta kita memberi nikmat pada kita”, lihat di sana manusia yang telah diangkat nikmat-Nya, lihat di sana kopi yang tak lagi diberi kenikmatan walaupun manusi itu sehat”.

Bisikan kopi menyadarkan seluruh sisi manusia, kapan engkau terakhir japri Yang Maha Indah, kapan terakhir japri dengan Yang Maha Cinta, kapan terakhir japri dengan Yang Maha Pengampun dan kapan japri kepada-Nya membersihkan ruang jiwa yang sering diisi dengan duniawi.

Japri kepada-Nya harusnya meminta kita lebih peka pada sesama, Japri pada-Nya harusnya membuat kita menimbang amanah dengan istiqomah, semua nikmat akan diminta hisab, seberapa sering kita menjapriNya? Semoga kita menjadi pribadi yang taqwa, dzikir dan do’a japri kita kepada-Nya.

Komentar

What do you think?

Written by virgo

Tidak Ada Kendala Pencairan, Akan Ada Kegiatan ‘Countdown’ Asian Games 2018

Evaluasi Perkembangan Penggunaan Anggaran Asian Games 2018