Presiden Jokowi dalam lima tahun ke depan akan mengambil keputusan yang terbaik untuk bangsa.
JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta kepada semua pihak agar ikut mengevaluasi hal-hal yang dilakukan pemerintah untuk kemajuan bangsa. Evaluasi yang dimaksud, seperti capaian yang sudah berhasil maupun yang belum. Apalagi, saat ini sudah lebih kurang 21 tahun gerakan reformasi berjalan.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam acara Silaturahmi Halalbihalal Aktivis 98 se-Indonesia di Jakarta, Minggu (16/6).
“Kita harus berani mengoreksi apa yang masih harus dikerjakan, apa yang masih kurang, apa yang harus diselesaikan, ini jadi koreksi kita bersama,” kata Jokowi.
Presiden pun menegaskan bahwa dalam lima tahun ke depan akan mengambil keputusan yang terbaik untuk bangsa. “Insya Allah sudah tidak memiliki beban apa-apa. Jadi, keputusan-keputusan yang miring-miring yang itu penting untuk negara ini, akan kita kerjakan. Sekali lagi karena saya sudah tidak memiliki beban apa-apa,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyinggung soal kapasitas aktivis 98 yang dinilainya layak duduk di posisi menteri ataupun jabatan lain di pemerintahan. Terlebih, saat ini sudah ada yang menjadi anggota dewan perwakilan rakyat (DPR), bupati, hingga wali kota.
“Berkaitan dengan Aktivis 98. Ini adalah pelaku sejarah, memang sebagian besar sudah ada yang menjadi bupati, DPR, wali kota atau jabatan lain. Tapi, saya juga mendengar bahwa ada yang belum. Saya lihat jadi menteri belum,” ucap Presiden.
Menurut Presiden, jabatan menteri untuk aktivis 98 bukanlah hal yang mustahil. Namun, poin utama yang terpenting mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
“Bisa saja, kenapa tidak? Dengan kemampuan yang ada, bisa saja. Misalnya tidak hanya jadi menteri, bisa saja jadi dubes, bisa saja di BUMN. Tapi sekali lagi, saya selalu melihat bahwa yang bersangkutan memiliki kapasitas, memiliki cara yang biasa saya sampaikan,” papar Presiden.
Berkarakter Kuat
Presiden menambahkan, bahwa ke depan memang dibutuhkan kepemimpinan yang berkarakter kuat dalam mengeksekusi, serta berani menjadi eksekutor dalam setiap keputusan yang sulit seperti apa pun. “Membutuhkan seorang eksekutor yang kuat,” jelasnya.
Selain itu, diperlukan juga orang yang mempunyai manajerial yang kuat dan yang baik.
“Sehingga sekali lagi, saya melihat potensi-potensi ini banyak dan ada di aktivis 98 yang hari ini hadir bersama kita. Saya tidak ingin menyebut nama dulu, inisial pun saya enggak mau,” ungkap Presiden.
Selanjutnya, Presiden Jokowi ikut menyinggung bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Sebab itu, dalam membangun bangsa dibutuhkan kerja sama dan kebersamaan.
“Sekali lagi, saya ingin mengingatkan kita semuanya negara ini negara besar 17.000 pulau itu besar sekali. 714 suku banyak sekali, berbeda-beda. Ada 1.100 lebih bahasa daerah yang kita miliki juga banyak sekali. Jadi, jangan ada merendah, jangan ada perasaan yang menganggap negara ini kecil. Negara ini negara besar dengan perbedaan yang sangat majemuk sekali. Jangan sampai kita lupa itu,” kata Presiden mengingatkan.
Dengan kemajemukan tersebut, persatuan, kerukunan, dan persaudaraan harus terus dijaga. Jangan sampai pilkada, pilwakot, pilgub, dan pilpres masih ada politik identitas, apalagi SARA. “Sangat berbahaya sekali karena kita ini sangat majemuk. Saya sangat percaya, aktivis-aktivis 98 mampu mengelola perbedaan-perbedaan itu,” tutup Presiden.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mendengarkan komitmen aktivis 98 untuk terus mengemban cita-cita reformasi.
Perwakilan aktivis 98, Adian Napitupulu, mengatakan saat Presiden Soeharto lengser, aktivis 98 tidak meminta jabatan apa pun di pemerintahan berikutnya. Kala itu, aktivis 98 kembali ke kampus menimba ilmu. Namun demikian, saat ini ada teman-teman aktivis 98 yang telah berhasil menjadi anggota DPR RI, wali kota hingga bupati. “Banyak juga teman-teman yang jadi pengusaha,” ujar dia.
Adian mengatakan aktivis 98 telah siap memimpin bangsa dan meminta Presiden memberikan kepercayaan kepada aktivis 98.
“Kita sudah siap memimpin bangsa ini. Tolong Pak Presiden percaya kepada kita,” kata Adian yang juga politisi PDI Perjuangan itu. fdl/AR-2