Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir masuk dalam peringkat ketiga tertinggi di dunia. “Kita termasuk ketiga tertinggi dunia, setelah China, India, dan kita,” ujarnya dalam sambutan silaturahmi dengan peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Bidakara Pancoran Jakarta Selatan, seperti dikutip Antara, Minggu (13/11).
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengajak semua komponen bangsa untuk bersyukur karena di tengah perlambatan ekonomi dunia, Indonesia mengalami pertumbuhan. “Pertumbuhan ekonomi dunia berdasar perkiraan Bank Dunia akan melambat menjadi 3,1 persen dari 3,5 persen tahun 2016. Ini tantangan yang harus kita hadapi,” tutur Jokowi dalam Rapimnas PAN yang diikuti sekitar 1.500 peserta.
Ia menyebutkan, di tengah perlambatan ekonomi dunia, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2016 mencapai 4,91 persen. Kemudian, pada kuartal II 2016 sebesar 5,18 persen, dan kuartal III 2016 sebesar 5,02 persen. “Kita bersyukur, kita termasuk ketiga tertinggi,” terangnya. Menurut Jokowi, berbagai indikator menunjukkan perbaikan, seperti angka kemiskinan, angka pengangguran, dan angka kesenjangan. “Angka kemiskinan, meski kecil, mengalami penurunan. Pengangguran juga turun, padahal negara yang lain melonjak. Gini ratio juga membaik, jangan naik lagi. Sudah 0,397, sekecil apapun harus turun,” imbuh dia.
Ia menjelaskan, angka inflasi dalam dua tahun terakhir juga bisa dikendalikan dengan baik. “Tahun lalu mencapai 3,5 persen, tahun ini diperkirakan mencapai 3,0 persen. Ini artinya, kenaikan harga barang bisa dikendalikan,” ucapnya. Ia menuturkan, pertumbuhan ekonomi tinggi tidak akan berarti jika inflasi juga tinggi. “Kalau pertumbuhan ekonomi 5,0 persen, inflasi 3,0 persen, masih ada selisih 1,5 persen, tapi kalau pertumbuhan ekonomi 5,0 persen, sementara inflasi 8,0 persen, itu artinya kita tekor,” pungkasnya.
LOGIN untuk mengomentari.